Home / Liga Internasional / 4 Klub yang Pernah Kena Sanksi Larangan Bermain di Liga Champions: Termasuk Juventus

4 Klub yang Pernah Kena Sanksi Larangan Bermain di Liga Champions: Termasuk Juventus

Jakarta Bermain di Liga Champions adalah impian setiap pesepak bola profesional di Eropa. Kompetisi ini dianggap sebagai puncak dari sepak bola antarklub, sejajar dalam prestise dengan Piala Dunia di level internasional.Sebagai kompetisi utama di Benua Biru, Liga Champions jadi panggung pertunjukan klub-klub raksasa seperti Real Madrid, Barcelona, Bayern Munchen, hingga Liverpool. Begitu juga dengan PSG dan Atletico Madrid.Namun, tak semua klub bisa merasakan panggung besar itu. Ada beberapa tim yang harus menerima kenyataan pahit: dilarang bermain di Liga Champions. Alasannya pun beragam, mulai dari skandal pengaturan skor hingga pelanggaran aturan keuangan.Menurut laporan dari FourFourTwo, ada empat klub yang pernah merasakan pahitnya larangan tampil di Liga Champions karena sanksi dari UEFA. Keempat klub itu adalah Besiktas, Fenerbahce, Juventus, dan FK Pobeda. Berikut ini ulasan lengkapnya:Besiktas adalah salah satu klub besar di Turki yang memiliki sejarah panjang di kancah sepak bola Eropa. Namun, pada 2013, klub asal Istanbul ini harus menerima sanksi pahit dari UEFA berupa larangan tampil di kompetisi Eropa selama satu musim.Hukuman ini dijatuhkan karena dugaan keterlibatan mereka dalam skandal pengaturan skor di kompetisi domestik.Kasus ini bermula dari insiden di final Piala Turki 2011, di mana Besiktas dituduh melakukan manipulasi hasil pertandingan. Meskipun sempat mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), upaya tersebut kandas.Alhasil, tempat Besiktas di Liga Europa musim 2013/14 digantikan oleh klub asal Norwegia, Tromso. Ironisnya, sebelumnya Besiktas sempat mengalahkan Tromso di babak kualifikasi. Skandal ini menjadi noda dalam sejarah klub yang tengah berusaha memperkuat posisinya di panggung Eropa.Fenerbahce, rival sekota Besiktas, juga mengalami nasib serupa. Klub ini dijatuhi hukuman larangan tampil di kompetisi UEFA selama dua musim, yakni pada tahun 2013 dan 2014.Sanksi ini juga berkaitan dengan skandal pengaturan skor di liga domestik Turki, yang menyeret sejumlah klub besar dan pejabat sepak bola setempat.UEFA menjatuhkan sanksi setelah menyimpulkan bahwa Fenerbahce terlibat dalam manipulasi hasil pertandingan selama musim 2010/11. Saat itu, Fenerbahce sempat memenangi gelar liga domestik, tetapi penyelidikan atas kasus pengaturan skor memunculkan kontroversi besar.Klub mencoba melawan keputusan tersebut lewat banding, tetapi gagal meyakinkan CAS untuk membatalkan sanksi. Akibatnya, Fenerbahce kehilangan peluang besar untuk bersaing di Liga Champions dan Liga Europa selama dua tahun.Juventus dikenal sebagai raksasa Italia yang telah menjuarai Liga Champions sebanyak dua kali. Namun, pada musim 2023/24, nama besar mereka tercoreng setelah UEFA menjatuhkan sanksi larangan tampil di seluruh kompetisi Eropa.Kali ini, bukan karena pengaturan skor, tetapi pelanggaran terhadap aturan Financial Fair Play (FFP).Dalam penyelidikan yang dilakukan UEFA, Juventus terbukti melakukan penyimpangan keuangan serius, termasuk manipulasi laporan finansial dan penyembunyian gaji pemain selama pandemi COVID-19. Praktik ini menyalahi prinsip transparansi yang menjadi dasar dari regulasi FFP.Akibatnya, UEFA menjatuhkan larangan tampil di Liga Konferensi Europa yang sejatinya menjadi tempat mereka musim itu. Hukuman ini tidak hanya membuat Juventus absen dari kancah Eropa, tetapi juga semakin memperburuk citra klub yang sebelumnya pernah terseret skandal Calciopoli pada 2006.Dari keempat klub yang dijatuhi sanksi, FK Pobeda mungkin adalah yang paling tidak dikenal publik luas. Klub asal Makedonia Utara ini dijatuhi larangan bertanding di kompetisi UEFA selama delapan tahun, hukuman yang sangat berat dan jarang terjadi dalam sejarah sepak bola Eropa.Keputusan tersebut dijatuhkan pada 2009, menyusul penyelidikan atas dugaan pengaturan skor yang berkaitan dengan aktivitas taruhan ilegal.Kasus ini mengacu pada laga kualifikasi Liga Champions tahun 2004 melawan klub Armenia, FC Pyunik. UEFA menemukan pola taruhan yang tidak wajar dan menyimpulkan bahwa hasil pertandingan telah dimanipulasi.Selain larangan bagi klub, presiden FK Pobeda, Aleksandar Zabrcanec, dan pemain Nikolce Zdraveski dihukum seumur hidup dari segala aktivitas yang berhubungan dengan sepak bola. Sanksi dicabut pada 2017, tetapi kerusakan terhadap reputasi klub sudah terlanjur parah dan membuat mereka terbenam dari panggung Eropa.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *