Jakarta – Kementerian Koperasi dan UKM mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 16 Juni 2025 telah mencapai Rp118,8 triliun atau 39,3% dari target nasional tahun ini.Total jumlah debitur yang menerima pembiayaan mencapai 2.076.238 orang atau setara dengan 58,9% dari target penerima KUR 2025.”Alhamdulillah, progresnya sangat baik. Sampai Juni, sudah Rp118 triliun tersalurkan kepada 2 juta UMKM. Ini mencerminkan bahwa pembiayaan benar-benar dimanfaatkan untuk peningkatan produktivitas,” ujar Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Adha Damanik, dalam diskusi publik di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).Penyaluran KUR ini dibagi ke dalam beberapa skema. Porsi terbesar diserap oleh skema mikro dengan nilai Rp79,62 triliun kepada 1.899.471 debitur. Sementara skema kecil menyerap Rp39,05 triliun untuk 159.086 debitur, dan sisanya tersalurkan pada skema super mikro, khusus, dan PMI.Salah satu fokus penyaluran KUR 2025 adalah mendorong pembiayaan ke sektor produksi. Dari total penyaluran per Juni, sebanyak Rp71,1 triliun atau 59,9% digunakan untuk kegiatan produktif seperti pertanian, manufaktur, dan industri makanan.”Kita ingin menciptakan lebih banyak lapangan kerja berkualitas. Untuk itu, kita dorong agar 60% dana KUR digunakan di sektor produksi, bukan hanya untuk perdagangan,” ujar Riza.Target ini sejalan dengan upaya pemerintah menciptakan nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dengan proporsi yang hampir menyentuh 60%, kebijakan ini menunjukkan arah penyaluran KUR yang lebih tepat sasaran dan berdampak langsung pada perekonomian nasional. Pemerintah juga mencatat peningkatan signifikan dalam akses pembiayaan KUR oleh perempuan. Dari total penerima, sebanyak 51,07% atau 977.931 debitur adalah perempuan, dengan nilai pembiayaan mencapai Rp60,9 triliun. Sementara debitur laki-laki tercatat 1.097.593 orang dengan total pembiayaan Rp57,8 triliun.”Ini menunjukkan bahwa KUR semakin inklusif, tidak hanya mendorong sektor produktif tapi juga memberikan kesempatan lebih luas bagi pelaku usaha perempuan,” ungkap Riza.Sementara itu, proporsi badan usaha sebagai penerima KUR masih kecil, hanya 714 debitur (0,23%) dengan total penyaluran Rp268,1 miliar. Data ini mencerminkan bahwa mayoritas debitur KUR masih individu, terutama pelaku usaha mikro.Isa menegaskan, pembiayaan menjadi salah satu kunci utama dalam mendorong UMKM naik kelas. Ia menyebutkan bahwa KUR tidak hanya menargetkan peningkatan jumlah debitur, tapi juga mendorong graduasi UMKM—yaitu usaha mikro yang naik menjadi usaha kecil atau menengah melalui peningkatan pinjaman.”Yang tadi pinjam 20 juta, sekarang bisa naik ke 50 juta atau bahkan 100 juta. Artinya, ekonominya tumbuh dan pangsa pasarnya meluas,” terang Riza.Dengan target 1,1 juta debitur graduasi tahun ini, program KUR menjadi instrumen strategis dalam penguatan struktur ekonomi berbasis usaha rakyat. Isa menekankan bahwa ke depan, UMKM harus tumbuh tidak hanya dari segi jumlah, tetapi juga dari sisi produktivitas dan kualitas.
Penyaluran KUR Tembus Rp 118,8 Triliun hingga Juni 2025

Tag:Breaking News