Home / Jawa Barat / Badan Geologi Sebut Gempa M 4.9 di Barat Daya Kabupaten Garut Akibat Aktivitas Sesar Naik

Badan Geologi Sebut Gempa M 4.9 di Barat Daya Kabupaten Garut Akibat Aktivitas Sesar Naik

Bandung – Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan gempa bumi berkekuatan M 4.9 pada kedalaman 10 kilometer berjarak 140 kilometer dari Barat Daya Kabupaten Garut, Rabu (18/6/2025) pukul 15.24 WIB akibat adanya aktivitas sesar naik.Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, berdasarkan parameter sumber gempa bumi disimpulkan gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar naik pada kedalaman dangkal di zona intraplate Eurasia akibat subduksi dengan Lempeng Indo-Australia.”Hingga laporan ini dibuat tidak ada informasi korban jiwa, dan kerusakan bangunan akibat kejadian gempa bumi ini,” ujar Wafid dalam keterangannya ditulis Bandung, Kamis (19/6/2025).Wafid mengatakan guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity) di Garut, Pangandaran, Ciamis, Taraju, Sindangbarang, dan Tasikmalaya.Sedangkan pada intensitas II-III MMI di Banjar serta II MMI di Soreang, Bandung, dan Lembang. Daerah ini terletak pada Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi menengah hingga tinggi.”Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meski pun sumber gempa bumi berada di laut,” ungkap Wafid.Lokasi pusat gempa bumi berada di laut, dengan morfologi wilayah terdekat didominasi oleh dataran, berombak, bergelombang, perbukitan, pegunungan, hingga gunung.Litologi penyusun wilayah ini terdiri atas batuan Kuarter Non Vulkanik, Kuarter Vulkanik, Tersier, hingga Pra Tersier. Batuan yang telah mengalami pelapukan dan/atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi.”Kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya,” tutur Wafid.Wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi diklasifikasikan ke dalam kelas tanah C (tanah sangat padat dan batuan lunak), D (tanah sedang), dan E (tanah lunak).Adanya peristiwa gempa bumi ini masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Geologi (BPBD) setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.”Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami,” tegas Wafid.Selain itu, masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi serta mengamati dan mematuhi rambu evakuasi.Masyarakat juga diimbau menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan.”Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak diikuti oleh bahaya ikutan, seperti retakan tanah, penurunan lahan, likuefaksi dan longsoran,” jelas Wafid.Sementara itu, bangunan di daerah rawan gempa bumi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi.Gempa bumi ini terekam pula oleh stasiun geologi GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 8,36 LS dan 106,89 BT, dengan magnitudo M 5.23 pada kedalaman 10 kilometer. Sedangkan Kepala Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Tangerang Selatan Hartanto menerangkan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas deformasi pada Zona Intraplate Indo-Australia.Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M 4.9. Pusat gempa (episenter) terletak pada koordinat 8.32 LS dan 107.27 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 140 km Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 13 kilometer.”Hingga pukul 15.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan,” terang Hartanto dalam keterangan tertulisnya.Hartanto menuturkan dampak gempa bumi berdasarkan laporan dari masyarakat dirasakan di wilayah Garut, Pangandaran, Ciamis, Taraju, Sindangbarang, Tasikmalaya dengan Skala Intensitas III MMI yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.Laporan masyarakat di Banjar dengan Skala Intensitas II – III MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.”Getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu,” ungkap Hartanto.Sedangkan di Soreang, Bandung, Lembang dengan Skala Intensitas II MMI yakni getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.Namun hingga kini BMKG belum menerima laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.”Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” imbau Hartanto. Dilansir Liputan6, Jika Anda berada dalam situasi guncangan akibat gempa, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi:Sebelum Terjadi Gempa:•⁠ ⁠⁠Untuk memastikan keamanan tempat tinggal Anda, pastikan bahwa struktur dan letak rumahdapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Lakukan evaluasi dan renovasi ulang terhadap struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.•⁠ ⁠⁠Penting untuk mengenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.•⁠ ⁠⁠Mempelajari manfaat P3K dan alat pemadam kebakaran.•⁠ ⁠⁠Pastikan selalu menyiapkan nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.•⁠ ⁠⁠⁠Atur perabotan di rumah Anda agar menempel kuat pada dinding. Hal itu disarankan agar benda tersebut tak mudah jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.•⁠ ⁠⁠⁠Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa terjadi•⁠ ⁠⁠⁠Untuk barang yang mudah terbakar, baiknya disimpan pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.•⁠ ⁠⁠⁠Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.•⁠ ⁠⁠⁠Pastikan Anda selalu siap dengan alat-alat penting seperti Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air. Saat Terjadi Gempa:•⁠ ⁠Ketika Anda merasakan gempa dan sedang berada dalam bangunan, lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan. Jika memungkinkan, lari ke luar gedung untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman.•⁠ ⁠⁠⁠Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, hindari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, dan pohon. Perhatikan juga tempat Anda berdiri, hindari apabila terjadi rekahan tanah.•⁠ ⁠⁠⁠Jika gempa terjadi ketika Anda sedang mengendarai mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Hindari juga kendaraan Anda jika terjadi pergeseran atau kebakaran.•⁠ ⁠⁠⁠Jika gempa terjadi ketika Anda berada di area pantai, jauhi pantai dan cari medan yang tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.•⁠ ⁠⁠⁠Jika Anda tinggal di daerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.Setelah Terjadi Gempa:•⁠ ⁠⁠⁠Jika gempa terjadi ketika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Tidak disarankan untuk keluar melalui tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau orang disekitar Anda.•⁠ ⁠⁠⁠Setelah terjadi gempa, segera periksa lingkungan sekitar Anda. Pastikan tidak terjadi kebakaran. Selain itu, disarankan juga untuk memeriksa aliran dan pipa air, untuk menghindari hal-hal yang membahayakan.•⁠ ⁠⁠⁠Hindari bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.•⁠ ⁠⁠⁠Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, guna menghindari bahaya susulan.•⁠ ⁠⁠⁠Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio untuk mencari informasi apabila terjadi gempa susulan. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak diketahui jelas sumbernya.•⁠ ⁠⁠⁠Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.•⁠ ⁠⁠⁠Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *