Purwakarta – Ratusan warga di Kampung Cigintung dan Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, masih dihantui ketakutan usai bencana alam akibat tanah bergerak yang terjadi wilayah mereka beberapa hari terakhir.Untuk diketahui, akibat dari bencana pergerakan tanah tersebut ada sebantak 72 bangunan mengalami kerusakan dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 249 warga.Berikut ini merangkung beberapa fakta terkait bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kabupaten Purwakarta.Beberapa waktu lalu, Pemkab Purwakarta telah memetakan jika berapa perkampungan di Kecamatan Sukatani itu tak layak untuk dijadikan pemukiman penduduk. Pasalnya, wilayah tersebut berada area rentan pergerakan tanah.Hal itu juga diperkuat dengan hasil assesment Tim Tanggap Darurat dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di lokasi bencana. Hal mana, saat itu terungkap jika penyebab pergerakan tanah ini adalah faktor geologi.Adapun hasil dari pemeriksaan sementara menyatakan, jika permukaan tanah di kawasan tersebut terdiri dari material lepas yang poros. Sedangkan di bawahnya terdapat lapisan batu lempung yang kedap air dan licin seperti sabun bila dalam kondisi basah.”Area terdampak sudah berhasil dipetakan melalui pemantauan drone dan observasi langsung di lapangan. Kami juga telah menandai batas-batas kawasan rawan untuk diproses lebih lanjut guna menentukan daerah relokasi,” ujar Ketua Tim Tanggap Darurat PVMBG, Iqbal Eras Putra, belum lama ini.Untuk sementara, kata dia, hasil pemeriksaan timnya menunjukkan bahwa penyebab utama bencana pergerakan tanah ini akibat kondisi geologis di desa tersebut. Sehingga menyebabkan lapisan tanah di atas batu lempung menjadi labil, terlebih saat jenuh air akibat hujan berkepanjangan.Meski begitu, Iqbal menyebutkan, pihaknya tidak menemukan indikasi adanya patahan aktif di wilayah tersebut. Meski struktur batu lempung menunjukkan pola-pola umum retakan yang lazim ditemukan pada jenis batuan tersebut.Dalam proses investigasi, ia mengatakan, tim PVMBG menggunakan berbagai metode termasuk pemetaan udara dengan drone, pengecekan morfologi, serta penggalian ringan untuk melihat lapisan bawah permukaan.”Kami menemukan bahwa lapisan bawahnya bukan tanah biasa, melainkan batu lempung. Ini memperkuat dugaan bahwa faktor geologi sangat berpengaruh pada kejadian ini,” kata Iqbal. Mengenai keselamatan warga, PVMBG juga merekomendasikan agar warga di dua desa ini untuk diungsikan hingga kondisinya dinyatakan stabil. Karena, dikhawatirkan pergerakan susulan bisa terjadi, terutama saat malam hari.”Kami menyarankan warga tidak menempati rumah pada malam hari untuk sementara. Terlebih kondisi tebing retakan kini sudah terlihat jelas dan berpotensi terjadi pergerakan kembali,” jelas dia.Soal luas area yang harus direlokasi, Iqbal mengatakan masih menunggu hasil pemrosesan data lebih lanjut. Saat ini tim baru melakukan pemetaan titik secara terestrial dengan GPS, yang selanjutnya akan diolah menjadi batas zona risiko. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, belum lama ini mengunjungi puluhan pengungsi korban bencana pergerakan tanah di GOR Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.Dalam kesempatan itu, pria yang akrab dipanggil Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu menyebutkan bahwa pemerintah daerah telah mengambil keputusan cepat dengan menyiapkan lahan relokasi seluas 1,5 hektare untuk membangun permukiman baru bagi para korban.Selama proses pembangunan berlangsung, KDM juga menyatakan, jika pemerintah akan menyalurkan bantuan Rp10 juta per kepala keluarga untuk menyewa rumah kontrakan serta kebutuhan makan sehari-hari, sembari menunggu hunian baru terbangun.”Hari ini kami putuskan, seluruh warga Pasirmunjul yang mengungsi akan direlokasi. Kampungnya sudah disiapkan. Sambil menunggu rumah dibangun, kami bantu biaya kontrakan dan kebutuhan hidup mereka,” kata KDM kepada para warga pengungsian. Sementara itu Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein menyebutkan bahwa kondisi bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kecamatan Sukatani sudah berstatus tanggap darurat.”Kita ingin relokasi ini ke tempat yang benar-benar aman. Jangan sampai dipindahkan ke tempat yang juga rawan pergerakan tanah,” ucapnya.Om Zein menilai, status tanggap darurat diberlakukan karena aktivitas masyarakat telah terganggu secara signifikan, termasuk kegiatan belajar-mengajar.”Kehidupan masyarakat sudah terganggu. Ini bukan situasi biasa. Karena itu, kita bergerak maraton, semua pihak, dari pemda, BNPB, hingga PVMBG, terus bekerja,” jelas dia.Dengan kondisi tanah yang masih labil dan potensi dampak yang bisa bertambah, Om Zein mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak panik.”Pemerintah menjamin perlindungan dan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak hingga proses relokasi selesai dilakukan,” tegas dia.
Fakta-Fakta Bencana Tanah Bergerak yang Merusak Puluhan Bangunan di Kabupaten Purwakarta

Tag:Breaking News