Home / Peristiwa / ITDP Beri Masukan Strategi Percepatan Dekarbonisasi Transportasi dan Perwujudan Kota Layak Huni

ITDP Beri Masukan Strategi Percepatan Dekarbonisasi Transportasi dan Perwujudan Kota Layak Huni

Jakarta – Tidak dapat dipungkiri masih banyak masyarakat dalam beraktivitas menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum. Hal itu menyebabkan tingginya emisi gas buang kendaraan yang menimbulkan polusi udara.Direktur Asia Tenggara Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) Gonggomtua Sitanggang membenarkan akan tingginya emisi gas rumah kaca (GRK). Sektor transportasi merupakan sektor penghasil emisi GRK kedua terbesar di Indonesia.“Transportasi darat berkontribusi terhadap 90 persen emisi sektor transportasi di Indonesia secara keseluruhan,” ujar Gonggom, Rabu (18/6/2025).Gonggom menjelaskan, penyebab tingginya polusi disebabkan ketergantungan masyarakat terhadap transportasi pribadi, terbatasnya cakupan layanan transportasi public dan push policies. Sepeda motor dan mobil masih mendominasi penggunaan kendaraan dengan laju pertumbuhan mencapai 5,5 persen sampai 6 persen per tahun.“Akhirnya trotoar harus dikorbankan untuk pelebaran jalan tanpa dilengkapi jalur khusus transportasi publik,” jelas Gonggom.Untuk merubah transportasi menjadi lebih baik, ITDP memberikan kajian transportasi berkelanjutan kepada sejumlah kota, seperti Surabaya, Surakarta, dan Pekanbaru. Adapun prinsip transportasi berkelanjutan seperti integrasi kebijakan tata guna lahan dan perencanaan transportasi, moda transportasi rendah emisi, dan efisiensi energi serta pemanfaatan teknologi.“Prinsip transportasi berkelanjutan yakni, avoid the need to travel, shift to sustainable modes, dan improve quality of all modes,” terang Gonggom. Strategi Avoid merupakan strategi dengan potensi dampak penurunan emisi dan polusi paling besar, sehingga strategi ini perlu diprioritaskan dan menjadi prinsip perencanaan kota. Namun, tantangan pelaksanaan strategi ini merupakan yang terberat di antara yang lain.“Salah satunya kompleksitas sinkronisasi antar pemangku kepentingan dalam rencana penataan ruang,” ucap Gonggom.Pada Strategi Shift dapat dilakukan dengan push dan pull policy. Strategi ini perlu dilakukan untuk melengkapi strategi avoid yang cenderung lebih sulit dilaksanakan pada jangka waktu pendek.“Implementasi Strategi improve dilakukan untuk melengkapi strategi avoid dan shift. Meskipun strategi ini tidak menyelesaikan ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, namun strategi ini menghasilkan dampak yang tidak kalah signifikan, sehingga perlu dilakukan berbarengan dengan kedua strategi lainnya,” ungkap Gonggom.Satu-satunya skenario yang dapat mencapai target kenaikan suhu global dibawah 1,5 derajat celcius adalah skenario compact city ditambah electrified. Penerapan kota terpadu dan terelektrifikasi dapat mengurangi beban perekonomian Indonesia hingga Rp38 triliun.“Hal itu turut mengurangi emisi gas buang dan berdampak pada indeks kualitas udara, dan kami sudah membantu kebijakan transportasi publik di Surabaya,” tutur Gonggom.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *