Home / Saham / Meneropong Prospek Industri Rumah Sakit di Indonesia

Meneropong Prospek Industri Rumah Sakit di Indonesia

Jakarta – PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) meyakini prospek industri rumah sakit di Indonesia akan terus berkembang dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan. Keyakinan ini didasarkan pada meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan seiring dengan pertumbuhan populasi dan penuaan usia penduduk.Presiden Direktur SAME, Jusup Halimi, mengatakan sejalan dengan bertambahnya usia penduduk, kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan semakin meningkat.”Memang industri rumah sakit ini disamping juga sebenarnya berdasarkan kalau populasi bertambah usia, tentunya banyak masyarakat yang membutuhkan rumah sakit untuk menjaga kesehatan mereka, nomor satu,” kata Jusup dalam Public Expose, Rabu (18/6/2025).Selain kebutuhan perawatan kesehatan umum, permintaan terhadap layanan medis spesialis seperti operasi juga diprediksi akan semakin tinggi, terutama bagi kelompok usia lanjut.”Nomor dua juga banyak hal-hal yang biasanya juga dibutuhkan oleh para orang tua tersebut, seperti operasi untuk berkaitan karena aging population,” ujar Jusup. Meskipun tren penyakit tropis seperti demam berdarah, tifus, dan gangguan pernapasan tidak mengalami lonjakan signifikan pada awal tahun ini, Jusup tetap percaya sektor rumah sakit akan bertumbuh seiring perkembangan dunia medis dan peningkatan kompetensi dokter di Indonesia.Meski demikian, SAME mengakui pertumbuhan bisnis rumah sakit pada awal 2025 tidak sekuat tahun sebelumnya. Jusup menyampaikan pada kuartal pertama tahun ini, peningkatan jumlah pasien hanya terjadi dalam skala kecil atau single digit. Hal ini berbeda dengan awal tahun lalu yang sempat mencatatkan lonjakan pasien akibat penyakit tropis.Ia mengatakan kondisi awal tahun ini memang berbeda dibandingkan tahun lalu, di mana pada Januari hingga April 2024 terjadi lonjakan kasus penyakit tropis seperti demam berdarah, tifus, dan gangguan pernapasan yang membuat rumah sakit saat itu penuh dengan pasien. Namun, tahun ini, kondisi tersebut tidak terjadi. Meski ada tantangan dari sisi dinamika jumlah pasien penyakit musiman, SAME tetap memandang industri rumah sakit akan terus berkembang dalam jangka panjang. Jusup juga menilai saat ini banyak perusahaan yang mulai tertarik untuk berinvestasi di sektor kesehatan, termasuk perusahaan dari sektor yang sebelumnya tidak berkaitan. “Dan mungkin juga Bapak dan Ibu menyaksikan betapa industri ini dikatakan sangat menarik bagi juga grup-grup usaha yang sebelumnya hanya kecil-kecil investasi di dunia kesehatan, sekarang sudah masuk ke dunia kesehatan. Contohnya mungkin yang tadinya berkonsentrasi di dunia otomotif, kemudian sekarang salah satu divisinya sudah ada juga di dunia kesehatan,” paparnya.Jusup menegaskan SAME bersama jajaran manajemen akan terus berkomitmen untuk mengembangkan usaha di industri rumah sakit. Ia percaya bahwa sektor ini tetap memiliki peluang yang besar ke depan.  Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) berencana mengenalkan teknologi Robotic Assisted Surgery pada salah satu rumah sakit yang dikelolanya sebelum akhir 2025. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.Presiden Direktur SAME, Jusup Halimi, menyampaikan teknologi robotik ini akan digunakan di EMC Alam Sutera dan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dokter serta hasil operasi yang lebih presisi.”Kami mungkin sebelum akhir tahun 2025, kami juga akan introduce robotic assisted surgery di salah satu rumah sakit kami yaitu EMC Alam Sutera, yang mana akan meningkatkan kompetensi dari para dokter dan berharap bahwasannya akurasi dari operasi sendiri akan menjadi lebih baik lagi,” ujar Jusup dalam Public Expose, Rabu (18/6/2025)Dengan teknologi ini, Jusup berharap risiko operasi dapat dikurangi dan masa pemulihan pasien menjadi lebih cepat. Jusup menambahkan SAME melihat pentingnya investasi berkelanjutan di bidang kesehatan, termasuk pengembangan teknologi seperti robotik untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara.”Robotik akan menjadi juga bagian di sini, karena kita kan di Indonesia masih tetap di antara Southeast Asian countries itu masih harus terus memperbaiki diri, meningkatkan kompetensi dan juga investasi di dunia kesehatan, termasuk di dalam robotik,” kata Jusup.Meskipun begitu, SAME masih belum bisa mengungkapkan berapa nilai investasi untuk robot tersebut. Di sisi lain, Perseroan melalui anak usaha PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) juga menyiapkan belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) hingga Rp 200 miliar untuk membeli mesin Positron Emission Tomography-Computed Tomography (PET/CT) Scanner Biograph Vision Quadra yang disebut sebagai salah satu alat pemindai kanker tercanggih di dunia.“Sampai sekarang, mesinnya sudah terinstall, kami menunggu approval, approvalnya itu dari BAPETEN dan juga dari Kemenkes, nanti akan ada apa yang disebut learning curve dulu gitu,” pungkasnya.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *