Jakarta – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Rabu (18/6/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan bertahan di 5,5%.Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup merosot 0,67% ke posisi 7.107,78. Indeks LQ45 merosot 0,89% ke posisi 792,75. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.166,66 dan level terendah 7.089,45. Sebanyak 361 saham melemah sehingga bebani IHSG. 228 saham menguat dan 212 saham diam di tempat.Total frekuensi perdagangan 1.210.215 kali dengan volume perdagangan saham 20,6 miliar saham. Nilai transaksi Rp 11,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.310.IHSG tertekan di tengah mayoritas sektor saham yang memerah. Sedangkan sektor saham industri naik 0,15% dan sektor saham properti melambung 1,01%.Sementara itu, sektor saham consumer siklikal susut 1,29%, dan catat koreksi terbesar. Lalu disusul sektor saham teknologi melemah 1,21% dan sektor saham keuangan terpangkas 0,84%.Di sisi lain, sektor saham energi melemah 0,11%, sektor saham basic merosot 0,46%, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,60%, dan sektor saham kesehatan terpangkas 0,48%. Sektor saham infrastruktur melemah 0,28% dan sektor saham transportasi dan logistic turun 0,49%.Pada perdagangan Rabu pekan ini, saham ACES ditutup stagnan di posisi Rp 540 per saham. Saham ACES dibuka naik lima poin ke posisi Rp 545 per saham. Harga saham ACES berada di level tertinggi Rp 550 dan terendah Rp 535 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.663 kali dengn volume perdagangan 311.012 saham. Nilai transaksi Rp 16,8 miliar.Harga saham TPIA melonjak 0,98% ke posisi Rp 10.325 per saham. Harga saham TPIA dibuka bertambah 25 poin ke posisi Rp 10.250 per saham. Saham TPIA berada di level tertinggi Rp 10.350 dan level terendah Rp 10.225 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.110 kali dengan volume perdagangan 92.559 saham. Nilai transaksi Rp 95,2 miliar.Saham CTRA terperosok 2,02% ke posisi Rp 970 per saham. Harga saham CTRA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.000 per saham. Saham CTRA berada di level tertinggi Rp 1.005 dan terendah Rp 965 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.637 kali dengan volume perdagangan 104.047 saham. Nilai transaksi Rp 10,2 miliar.Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan, bursa regional Asia bergerak melemah. Hal ini seiring pasar masih terbebani konflik Iran Israel yang dikhawatirkan akan meluas.Dari mancanegara, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempertimbangkan serangan terhadap pemimpin Iran dan menuntut penyerahan tanpa syarat.Sebelumnya, Trump bertemu dengan tim keamanan nasionalnya, yang memicu spekulasi AS dapat bergabung dengan serangan Israel dan meningkatkan kekhawatiran terhadap eskalasi regional yang lebih luas.”Di sisi lain, pelaku pasar mengalihkan perhatian terhadap keputusan dari bank sentral AS The Federal Reserve (the Fed) sehubungan dengan suku bunga acuannya yang akan dirilis pada Kamis dini hari WIB, 19 Juni 2025,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.The Fed diprediksi mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, tetapi pelaku pasar akan berfokus pada arahan ke depan di tengah ketidakpastian tarif dagang dan risiko geopolitik. Dari dalam negeri, pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 5,5 persen.Suku bunga deposit facility diputuskan untuk tetap pada level 4,75 persen. Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk tetap berada pada level 6,25 persen.“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan BI-Rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap mempertahankan inflasi sesuai dengan sasarannya dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.Perry mengatakan, kebijakan makroprudensial akomodatif terus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit dan meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan.Arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tersebut didukung dengan berbagai langkah kebijakan. Bursa saham Asia Pasifik cenderung beragam pada perdagangan Rabu, 18 Juni 2025. Hal ini seiring meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran membebani sentimen investor.Mengutip CNBC, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mempertimbangkan serangan militer terhadap Iran sembari menuntut pemimpin negara Ayatolla Ali Khamenei untuk menyerah.Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump menuntut menyerah tanpa syarat oleh Iran.“Komentar dari Presiden Trump telah memicu spekulasi AS akan lebih terlibat dalam konflik antara Iran dan Israel yang meningkat secara signifikan lima hari lalu,” tulis analis ANZ.Adapun indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,9% dan ditutup ke posisi 38.885,15. Indeks Topix bertambah 0,77% dan ditutup ke posisi 2.808,35. Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,74% dan ditutup ke posisi 2.972,19. Indeks Kosdaq menanjak 0,53% ke posisi 779,73.Ekspor Jepang pada Mei turun 1,7% secara tahunan, lebih rendah dari penurunan 3,8% yang diperkirakan oleh Reuters. Data tersebut muncul sehari setelah Bank Jepang menyoroti dalam pernyataan kebijakan moneternya pertumbuhan negara tersebut kemungkinan akan “melambat” karena faktor-faktor seperti perdagangan, yang akan menyebabkan perlambatan ekonomi luar negeri dan penurunan laba perusahaan domestik.Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,12% hingga ditutup pada 8.531,2.Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,12% hingga ditutup pada 23.710,69, sementara CSI 300 Tiongkok daratan naik 0,12% hingga mengakhiri hari perdagangan pada 3.874,97.
IHSG Hari Ini 18 Juni 2025 Ditutup Melemah Setelah BI Tahan Suku Bunga

Tag:Breaking News