PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) tengah mempersiapkan gebrakan dengan memboyong anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDI) mencatatkan perdana sahamnya melalui initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten yang terafiliasi dengan orang terkaya Indonesia, Prajogo Pangestu itu akan listing di BEI dengan kode ticker CDIA. Merujuk data yang diterima Katadata.co.id, lewat IPO ini, Chandra Daya ditaksir akan meraup total dana segar mencapai Rp 2,37 triliun. CDIA disebut akan menawarkan 12,48 miliar saham dengan nilai nominal per saham Rp 10. Masih dalam dokumen tersebut, CDIA akan menawarkan saham perdana di kisaran harga Rp 190 per lembar saham. Estimasi ini didasarkan pada rencana penghimpunan dana sebesar Rp 2,37 triliun, yang dibagi dengan total jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 12,48 miliar lembar. “Perkiraan harga IPO berdasarkan perhitungan kasar, belum final,” demikian dikutip dari data diterima Katadata, seperti dikutip Selasa (20/5). Dalam IPO nantinya, CDIA menunjuk enam perusahaan sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Joint Lead Underwriters. Keenam penjamin emisi tersebut adalah PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.Merujuk sumber Katadata, Chandra Asri saat ini terus memfinalisasi rencana IPO dengan target prospektus akan diterbitkan pada akhir Mei. Sedangkan pemesanan dan listing di Bursa Efek Indonesia diperkirakan pada Juni. Informasi ini senada dengan kabar yang sebelumnya telah dihimpun dari sumber yang mengetahui rencana aksi korporasi Grup Barito itu. Sumber itu membenarkan IPO akan digelar dalam waktu dekat. “Sebelum pertengahan 2025,” kata sumber tersebut saat berdiskusi dengan Katadata.co.id, beberapa waktu lalu. PT Chandra Daya Investasi (CDI) adalah perusahaan yang bergerak di bidang investasi infrastruktur, khususnya listrik, air, dan pelabuhan. CDI merupakan anak usaha dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group). Merujuk laman resmi perusahaan, 70% saham CDI dimiliki oleh TPIA. Bisnis dan operasional energi Chandra Asri Grup dikelola oleh PT Chandra Daya Investasi dan dijalankan oleh PT Krakatau Chandra Energi (KCE) yang diakuisisi dari PT Krakatau Sarana Infrastruktur, anak perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) pada tahun 2023. Merujuk laporan keuangan yang dipublikasikan oleh TPIA, PT Chandra Daya Investasi (CDI) membukukan pendapatan sebesar US$ 34,64 juta atau sekitar Rp 569,61 pada kuartal pertama 2025. Torehan itu merosot hingga 66% dibandingkan dengan pendapatan per 31 Desember 2024 yang mencapai US$ 102,25 juta atau Rp 1,68 triliun.Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir Maret 2025, laba tahun berjalan CDI sebesar US$ 30,23 juta. Jumlah ini turun 7,5% dari tahun buku 2024 sebesar US$ 32,69 juta. Dari sisi neraca, aset lancar CDI meningkat menjadi US$ 282,5 juta dari sebelumnya US$ 263,03 juta. Sementara aset tidak lancar juga naik menjadi US$ 889,71 juta dari US$ 812,76 juta.Sementara itu, liabilitas jangka pendek dan jangka panjang masing-masing naik menjadi US$ 37,51 juta dan US$351,83 juta, dari posisi akhir tahun 2024 yang sebesar US$ 29,16 juta dan US$ 299,15 juta.Total penghasilan komprehensif hingga kuartal pertama 2025 tercatat sebesar US$ 30,71 juta, dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 32,51 juta. Sumber: Laporan keuangan CDIApabila menilik laporan keuangan tahun buku 2024, Chandra Daya Investasi (CDI) membukukan laba tahun berjalan yang sangat signifikan sepanjang 2024. Laba CDI melonjak menjadi US$ 32,69 juta atau Rp 537,28 miliar (kurs: 16.435 per dolar AS). Torehan laba tersebut naik hingga 2.167% yoy dibandingkan capaian 2023 yang hanya US$ 1,44 juta atau Rp 23,70 miliar. Seiring dengan kenaikan laba, anak usaha TPIA itu membukukan pendapatan US$ 102,25 juta atau Rp 1,68 triliun pada 2024. Angka itu 35% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni dari US$ 75,76 juta atau Rp 1,24 triliun pada 2023.Dari sisi neraca, aset tidak lancar CDI melonjak menjadi US$ 812,75 juta, naik hampir tiga kali lipat dibandingkan US$ 291,08 juta pada 2023. Sebaliknya, aset lancar turun dari US$ 626,07 juta menjadi US$ 263,03 juta.Liabilitas jangka pendek CDI tercatat naik tipis dari US$ 28,28 juta menjadi US$ 29,16 juta, sementara liabilitas jangka panjang meningkat menjadi US$ 299,15 juta dari sebelumnya US$ 206,93 juta.Total penghasilan komprehensif tahun berjalan CDI juga naik drastis menjadi US $32,51 juta dari US $1,29 juta pada tahun sebelumnya.
Bedah Kinerja Chandra Daya (CDIA), Anak Usaha TPIA Emiten Prajogo yang Siap IPO

Tag:Breaking News