Home / Islami / Saat Umat Islam Hantam dan Porak-porandakan Musuh yang Kekuatannya 3 Kali Lebih Besar

Saat Umat Islam Hantam dan Porak-porandakan Musuh yang Kekuatannya 3 Kali Lebih Besar

Jakarta – Meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah seturut serangan Israel ke Iran, yang lantas memicu balasan Iran serang Israel, tepatnya Tel Aviv, memicu keprihatinan mendalam warga dunia.Tampaknya, ketegangan ini tak akan reda dalam waktu dekat. Pasalnya, Israel sendiri terlibat konfrontasi langsung dengan beberapa negara di sekitarnya, seperti Suriah, Lebanon, dan tentu saja Palestina.Perang antara Israel dan Iran dimulai pada 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke sejumlah lokasi strategis di Iran—termasuk fasilitas nuklir di Natanz dan Isfahan—yang dinamai “Operation Rising Lion”.Iran membalas dengan meluncurkan serangan rudal dan drone ke situs-situs militer Israel dengan nama sandi “True Promise III Operation” pada 14 Juni 2025. Salah satu serangan Iran menghantam markas pertahanan atau Pentagon-nya Israel.Terlepas dari tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung, konflik yang terus memakan korban jiwa ini tak lepas dari sentimen agama. Israel memang negara zionis, dalam tanda petik, Yahudi.Sementara, beberapa negara yang berkonflik dengan Israel berpenduduk mayoritas Islam dan sebagiannya menerapkan syariat Islam sebagai fondasi bernegara. Bagi sebagian umat Islam, Israel serang Iran adalah sebentuk agresi, walau dengan dalih menghentikan program nuklir.Di sisi lain, banyak pihak yang pesimis dengan kemampuan Iran berperang melawan Israel. Sebab, di belakang Israel ada negara adidaya, Amerika Serikat.Meski disinyalir secara diam-diam Rusia mendukung Iran, namun wujud dukungan itu tak seekplosif Amerika di bawah kepemimpinan Donald Trump yang agresif.Terlepas dari itu, dalam sejarah, umat Islam pernah memorakporandakan pasukan musuh yang jumlah personelnya tiga kali lipat lebih banyak dan dengan perlengkapan lebih hebat. Kisah heroik ini terjadi pada masa awal penyebaran Islam bertajuk perang Badar. Perang Badar merupakan pertempuran besar pertama yang terjadi antara umat Islam melawan kaum musyrik. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan 2 H (13 Maret 624).Menurut para ahli sejarah, tentara kaum muslimin dalam Perang Badar berjumlah 313 orang. Terdiri dari 77 orang Muhajirin dan 236 orang Anshar. Yang memegang bendera dalam pasukan Muhajirin adalah Ali bin Abi Thalib, sedang bendera pasukan Ansar dipegang oleh Sa’ad bin ‘Ubadah. Dalam pasukan muslimin itu hanya terdapat 90 ekor unta dan 2 ekor kuda perang. Jumlah yang gugur wafat dari pihak kaum Muslimin 14 orang laki-laki, terdiri dari 6 orang Muhajirin dan 8 orang Anshar. Sementara itu, jumlah tentara kaum musyrikin sebanyak 950 orang, dipimpin oleh ‘Utbah bin Rabi’ah, dan di antara mereka terdapat Abu Sufyan dan Abu Jahal. Dalam pasukan mereka terdapat seratus ekor kuda, 700 ekor unta, dan sejumlah senjata yang tidak terbilang banyaknya. Meskipun jumlah pasukan kaum muslimin tidak sebanyak kaum musyrikin, namun dengan pertolongan Allah mereka menang dalam peperangan itu. Sebagaimana Firman Allah yang terdapat dalam QS Muhammad: 7Artinya:  “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7)”Atas keyakinan tentang pertolongan Allah inilah kaum muslimin berhasil memenangkan peperangan. Karena dalam penglihatan kaum musyrikin ketika perang telah berkecamuk jumlah tersebut menjadi berlipat ganda, sehingga hal itu menimbulkan rasa takut dalam hati mereka.Akhirnya mereka lari dari medan pertempuran. Demikian Allah menurunkan pertolongan kepada kaum muslimin. Sebelum perang berkecamuk, pasukan kaum muslimin di mata orang musyrik kelihatan sangat kecil, karena itu mereka berani menghadapi dan menyerbu musuh, seperti yang terjadi dalam Perang Badar. “Dan ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu ketika kamu berjumpa, mereka berjumlah sedikit menurut penglihatan matamu dan kamu diperlihatkan-Nya berjumlah sedikit menurut penglihatan mereka, itu karena Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan. Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.” (QS Al-Anfal: 44)Maka bagi kita yang memiliki akal pikiran yang sehat dan mempergunakannya untuk merenungkan segala perkara yang terjadi, serta mengambil faedah daripadanya, tentulah akan banyak memperoleh pelajaran dari peristiwa Perang Badar. Ternyata ada suatu kekuatan lain di atas segala kekuatan yang tampak. Kekuatan itulah yang sering memperkuat pasukan yang lemah hingga dia dapat mengalahkan pasukan yang kuat lagi besar dengan izin Allah. Berperang di jalan Allah adalah kunci kemenangan. Bila perjuangan dan peperangan tujuannya untuk membela kebenaran, melindungi agama dan pemeluknya, maka jiwa pejuangnya akan mendapat ketenangan dalam menghadapi medan pertempuran dan dapat berkonsentrasi dengan sepenuh kekuatan yang dimilikinya, karena mereka meyakini bahwa di belakang mereka ada kekuatan yang mendorong dan ada pertolongan dari Allah. Allah menegaskan bahwa pertolongan itu akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang berjihad di jalan-Nya, selagi tetap tabah dan sabar serta selalu ingat kepada Allah, dan patuh kepada pimpinan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *