KARANGANYAR, KOMPAS.com – Seorang driver Gojek asal Gondangrejo, Karanganyar, Dian (bukan nama asli, 32), memilih tetap menghidupkan aplikasi dan mencari penumpang, saat sejumlah rekan seprofesinya mengikuti gerakan off bid dalam rangka unjuk rasa, Selasa (20/5/2025).
Ia mengaku keputusan itu didasarkan pada pertimbangan kebutuhan ekonomi keluarga.
Saat berbincang dengan Kompas.com, Dian mengungkapkan bahwa sejak sebulan lalu dirinya telah menerima himbauan agar menyisihkan sebagian penghasilan untuk bisa ikut off bid massal.
“Satu bulan sebelumnya sudah ada himbauan menyisihkan penghasilan untuk off bid massal,” kata dia.
Baca juga: Tak Semua Ojol Ikut Demo Off Bid Nasional Hari ini
Namun, sebagai kepala keluarga, Dian menilai tidak bisa meninggalkan pekerjaan karena harus menanggung kebutuhan istri dan anak-anaknya.
“Kebutuhan orang kan beda-beda. Kadang ada kebutuhan yang tidak bisa diprediksi. Sakit, ini juga musim sumbangan banyak. Seminggu bisa 3 kali,” jelasnya.
Ia menambahkan, ketika tidak bekerja, pendapatan otomatis tidak ada sementara pengeluaran tetap berjalan.
“Kalau libur pendapatan gak ada, pengeluaran terus ada. Itu alasan saya tetap on bid,” ujarnya.
Baca juga: Klaim 25.000 Ojol Besok Matikan Aplikasi, Asosiasi Pengemudi: Puncak Kekecewaan…
Sementara itu, Bari (bukan nama asli), driver Gojek lain yang juga berasal dari Karanganyar, memilih off bid meski tidak ikut aksi unjuk rasa.
“Saya off untuk menghargai rekan yang lagi menyuarakan pendapat,” tutup dia.
Adapun aksi off bid massal hari ini dilakukan oleh ribuan pengemudi ojek online (ojol) di berbagai daerah di Indonesia sebagai bentuk protes terhadap sejumlah kebijakan aplikasi transportasi daring yang dinilai merugikan mitra.
Tuntutan utama dalam aksi ini antara lain adalah penolakan terhadap penurunan tarif per kilometer, transparansi insentif, dan pemberlakuan potongan yang dianggap memberatkan.