Setiap tanggal 5 Juni, kita memperingati hari lingkungan hidup dunia. Dari berbagai media, kita mengetahui bahwa pada tahun ini tema yang diangkat adalah “Akhiri Polusi Plastik.” Tema ini sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini. Karena tidak bisa dipungkiri, bagaimana keseharian kita yang selalu dipenuhi dengan palstik. Tidak harus jauh melihat dan berpikir. Satu pertanyaan saja, sudah berapa kali menggunakan plastik dan membuang sampah plastik hari ini? Jawaban pertanyaan sederhana ini, menyadarkan kita, bagaimana kita berkontribusi setiap saat dalam menimbun sampah plastik. Selanjutnya kita bergeser sedikit ke permasalahan ketahanan pangan. Sebenarnya sampah plastik dan ketahanan pangan memiliki korelasi yang sangat dekat. Karena sampah platik tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga berdampak serius terhadap ketahanan pangan. Kenapa? Karena plastik merupakan ancaman terbesar terhadap produktivitas tanah. Plastik Mengancam Produktivitas Tanah Tidak perlu jauh memandang, cukup melihat ke sekitar. Lihatlah, apakah ada sampah plastik tergeletak di tanah? Tanpa menggali, sampah plastik dengan mudahnya ditemukan. Bagaimana dengan lahan pertanian? Sudah tentu sampah plastik juga ada di sana. Ini bukan cerita baru. Sampah-sampah plastik yang berasal dari limbah rumah tangga dan pertanian, telah sejak lama merongrong lahan subur kita. Sampah plastik yang tidak mudah terurai meskipun telah bertahun-tahun lamanya merusak struktur tanah secara nyata. Mengurangi kemampuan tanah menyerap air juga membunuh mikroorganisme penting dalam ekosistem yang ada di tanah. Jelas hal itu memberikan dampak buruk terhadap tanah. Dengan kesuburan tanah yang semakin berkurang, produktivitas hasil panen ikut menurun yang pasti juga menurunkan kualitas pangan itu sendiri. Menyelamatkan Lingkungan dan Memenuhi Kebutuhan Pangan Melalui Praktik Pertanian Berkelanjutan Memenuhi kebutuhan pangan tanpa merusak lingkungan adalah hal yang harus dilakukan. Salah satu solusinya adalah menerapkan konsep pertanian berkelanjutan. Konsep pertanian berkelanjutan tidak hanya berorientasi pada hasil panen jangka pendek tetapi juga menekankan bagaimana pentingnya menjaga kondisi tanah, air, ekosistem atau lingkungan tetap lestari bahkan sampai ke generasi berikutnya. Jadi, dampak positif pertanian berkelanjutan tidak hanya dirasakan oleh lingkungan tetapi juga oleh petani itu sendiri. Melalui peningkatan kesejahteraan, kedehatan dan kestabilan ekonomi jangka panjang. Mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, penggunaan dan pengolahan limbah plastik dengan bijak merupakan bagian dari praktik konsep pertanian berkelanjutan ini. Selain itu, dengan kondisi tanah yang sehat maka produktivitas juga meningkat secara alami sehingga secara langsung praktik pertanian berkelanjutan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Peran Individu dalam Masyarakat untuk Melestarikan Lingkungan dan Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Tag:Breaking News