Home / TREN / Studi: Batasi Konsumsi Gula dan Karbo dapat Kurangi Gejala PCOS

Studi: Batasi Konsumsi Gula dan Karbo dapat Kurangi Gejala PCOS

Sebagian besar wanita mengalami siklus menstruasi setiap bulannya.

Namun jika siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan diikuti nyeri berlebihan, bisa jadi tubuh sedang memberi sinyal akan masalah yang lebih serius yakni Sindrom Ovarium Polikistik (polycystic ovary syndrome/PCOS),

Kondisi yang disebabkan oleh gangguan hormon ini dialami sekitar 10 persen perempuan di usia subur. 

Berdasarkan studi yang diterbitkan Current Nutrition Reports pada tahun 2025, peneliti menunjukkan akar permasalahan PCOS lebih kompleks karena dipengaruhi oleh resistensi insulin, mikrobiota usus, dan pola makan. 

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Makan Camilan Manis Justru Bisa Bantu Program Diet, Kok Bisa?

Agar tidak semakin memburuk, kondisi ini dapat diatasi dengan mengatur pola makan seperti mengurangi asupan gula dan karbohidrat sehari-hari.

Selain itu, suplemen juga dapat dijadikan alternatif untuk memelihara pencernaan dan mengatur hormon agar gejala PCOS tidak semakin memburuk. 

Lantas, bagaimana pola makan dan suplemen dapat mengurangi gejala PCOS?

Resistensi insulin merupakan kondisi tubuh tidak dapat merespons insulin secara normal. Keadaan ini memicu peningkatan kadar insulin dalam darah. 

Menurut para peneliti, resistensi insulin tidak hanya memberikan efek negatif pada metebolisme glukosa melainkan juga memperburuk gejala PCOS. 

Kadar insulin tinggi (hiperinsulenemia) terbukti merangsang ovarium untuk memproduksi lebih banyak androgen. Hal ini memperburuk gejala PCOS seperti jerawat, pertumbuhan rambut berlebih dan gangguan menstruasi.

Bahkan, perempuan tanpa kelebihan berat badan atau dengan berat badan normal dapat mengalami PCOS akibat resistensi insulun.

Dengan demikian, kondisi ini tidak secara eksklusif hanya bisa terjadi pada penderita obesitas. 

Dalam perkembangan studi terbaru, mikrobiota usus (komunitas bakteri dalam saluran pencernaan) dianggap berperan penting dalam mengatur hormon reproduksi dan sensitivitas insulin. 

Hubungan dua arah antar mikroba usus dan hormon reproduksi seperti testosteron dan estrogen dikenal dengan konsep “mikrogenderome”. 

Peneliti menemukan perubahan komposisi mikrobiota usus pada perempuan dengan PCOS, terutama mereka yang mengalami obesitas. 

Ketika berada dalam posisi ini, bakteri baik Lactobacillus dan Bifidobacteria cenderung menurun. Sementara jumlah enterobacteria dan bacteroides meningkat. 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *