Home / Jawa Tengah - DIY / Jejak Kejayaan Pabrik Gula Sewugalur di Kulon Progo

Jejak Kejayaan Pabrik Gula Sewugalur di Kulon Progo

Kulon Progo – Pabrik Gula Sewugalur terletak di Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Pabrik gula peninggalan kolonial Belanda ini sudah ada sejak 1881.Mengutip dari laman Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, Pabrik Gula Sewugalur didirikan oleh EJ Hoen, OAO van der Berg, dan RME Raaff. PT ini mengolah hasil perkebunan Eropa yang menyewa tanah-tanah milik anggota keluarga bangsawan Kadipaten Pakualaman di Kabupaten Adikarto.Sementara itu, wilayah Galur merupakan bagian dari Kabupaten Adikarto. Lokasinya berada di dataran rendah dan sangat cocok untuk menanam padi, tembakau, hingga tebu.Pabrik gula ini berkembang cukup pesat hingga akhirnya dibangun beberapa fasilitas di sekitar pabrik untuk menunjang operasional. Bahkan, dibangun pula sekolah, jalur kereta api, dan rumah-rumah dinas untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pegawainya.Pada 1918, bangunan-bangunan rumah pegawai didirikan. Bangunan tersebut mengusung arsitektur gaya indis yang identik dengan fasad simetris dan dinding yang kokoh.Ukuran pintu dan jendela pun cukup besar dengan plafon tinggi. Hal ini merupakan teknik pencahayaan dan pengawasan yang baik dalam arsitektur rumah tinggal.Pada 1931 hingga 1935, kegiatan operasional di pabrik ini terdampak akibat krisis dunia (krisis malaise). Akibatnya, pabrik gula tidak sanggup lagi meneruskan usahanya, sehingga lalu lintas kereta api yang melewati pabrik gula pun sepi. Pada masa pendudukan Jepang, rel-rel kereta api banyak yang dibongkar. Jalur kereta api jurusan Kota Yogyakarta-Pundong dan Palbapang-Sewu Galur pun tak dapat lagi beroperasi.Selanjutnya pada Agresi Militer II (18 Desember 1948-29 Juni 1949) banyak pabrik gula di wilayah Yogyakarta yang dihancurkan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pabrik Gula Sewugalur Adikarto menjadi salah satu yang dihancurkan. Penghancuran tersebut merupakan taktik bumi hangus agar bangunan-bangunan pabrik yang kokoh tidak dijadikan markas tentara Belanda.Saat ini, tersisa reruntuhan di lingkungan bekas Pabrik Gula Sewugalur. Reruntuhan-reruntuhan tersebut berasal dari bangunan fasilitas pabrik, parit keliling, cerobong asap, makam (kerkhof) pejabat pabrik gula, dan rumah dinas.Penulis: Resla

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *