Home / Jawa Barat / Penjual Nanas Demo di Gedung Sate, Bupati Subang Akui Uang Tunggu Belum Dibayarkan

Penjual Nanas Demo di Gedung Sate, Bupati Subang Akui Uang Tunggu Belum Dibayarkan

Bandung – Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, mengakui, pemerintah belum membayarkan uang ganti rugi atau uang tunggu dua bulan bagi pedagang nanas yang terdampak pembongkaran jongko di Jalan Cagak, Kabupaten Subang.Berdasarkan data yang diterima, klaim Rey, ada sekitar 400 pedagang terdampak, uang yang harus dikeluarkan cukup besar sehingga butuh proses.“Sabar, uang dagangan sudah kita ganti. Sekarang tinggal uang duduk dua bulan. Jujur uang duduk dua bulan, uang ganti rugi dua bulan itu, akan kita berikan di minggu-minggu ini rencananya,” kata dia lewat pernyataan video, (10/6/2025).Pendanaan diaku tidak bersumber dari APBD, melainkan dana-dana CSR. Rey menyebut, CSR itu di antaranya dari BJB. Dana yang dikeluarkan pemerintah bukan hanya untuk kompensasi, tapi digunakan bagi penataan ulang jongko-jongko.“Ada tahapannya, kita harus verifikasi, kita dicek dulu, kan enggak bisa sekaligus langsung, justru kalau tiba-tiba uang sebegitu besar langsung saya berikan, itu harus tanda tanya,” jelasnya.Sebetulnya, aku Rey, pemerintah tidak berkewajiban memberikan ganti rugi, terutama kepada jongko tanpa izin atau berada di kawasan yang bukan peruntukannya. Rey pun menyayangkan adanya demo pedagang, dan tampak beri sinyal penundaan pembayaran kompensasi.“Tapi begitu ada kejadian ini, pedagang mau dihasut mau diprovokasi, saya akan menunggu dulu dengan Pak Gubernur, akan melihat dulu seperti apa,” katanya.“Pada pirinsipnya, saya dan Pak Gubernur akan mengurus, menyayangi, menempatkan, dan memberikan hak-haknya itu kepada masyarakat yang mau diurus, kepada pedagang yang mau diatur,” imbuhnya.Diketahui, sejumlah penjual nanas asal Jalan Cagak, Subang, menumpahkan kekecewaannya kepada Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, lewat aksi membanting buah nanas di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa, 10 Juni 2025. Seorang perwakilan pedagang, Herman, asal Desa Tambakan, mengabarkan, jongko tempat jualan nanas miliknya dibongkar bulan lalu (26/5/2025) dalam rangka penataan jalan.Pedagang yang mengaku telah lebih 20 tahun menjual nanas itu dijanjikan uang kompensasi dan jongko baru yang lebih tertata. Namun, hingga kini belum juga mendapatkan kepastian. Karena itu, ia ikut bersama belasan para penjual nanas menagih janji Dedi Mulyadi di Gedung Sate.”Sabar weh dua bulan teu kudu daragang, ku saya nu aya diganti, salila dua bulan ku saya dikompensasi. Seperti kitu janjina, terus kebijakan ke depan seperti jongko akan ditata, kenapa sekarang cuma diancurkan doang?(Sabar saja dulu, selama dua bulan jangan dagang. Sama saya nanti dagangan yang ada diganti, selama dua bulan diberi kompensasi. Seperti itu janjinya. Terus kebijakan ke  delan seperti jongko akan ditata, kenapa sekarang cuma diancurkan doang?)” kata Herman.Buntut pembongkaran, kondisinya dirasa menjadi pelik. Ia punya beban utang ke bank yang tiap bulan mesti dibayar, bekas pinjaman modal. “Uing mah nu jadi stres teh modal BRI. Kan tidak mau tau, tidak terima alasan kalau jongko dibongkar. Diminta ngusahakeun, tapi kan sudah tidak ada lapaknya,” keluh Herman.Dedi Mulyadi bersama Bupati Subang melakukan pembongkaran di kawasan tersebut pada 26 Mei 2025. Kegiatan ini, turut disiarkan ulang melalui akun YouTube Dedi Mulyadi Channel. Kepada pedagang terdampak, Dedi menyampaikan soal uang kompensasi atau uang tunggu selama dua bulan, pemberian sembako, dan penataan ulang bangunan.“Ini mereka ada uang tunggu selama dua bulan, dikasih beras, dikasih duit. Yang kedua nanti saya bikinin bangunan-bangunan yang indah,” kata Dedi Mulyadi saat itu. 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *