Home / Internasional / Protes Kebijakan Imigrasi di Los Angeles: Polisi Terapkan Jam Malam dan Lakukan Penangkapan Massal

Protes Kebijakan Imigrasi di Los Angeles: Polisi Terapkan Jam Malam dan Lakukan Penangkapan Massal

Los Angeles – Polisi Los Angeles telah melakukan penangkapan setelah jam malam diberlakukan di sebagian kota terbesar kedua di Amerika Serikat di tengah protes yang terus berlanjut terhadap tindakan keras Presiden Donald Trump terhadap kebijakan imigrasi.Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) mengatakan pada Selasa (10/6) malam bahwa “penangkapan massal” sedang berlangsung saat orang-orang berkumpul di area jam malam yang ditetapkan di pusat kota.”Banyak kelompok terus berkumpul di 1st St antara Spring dan Alameda,” tulis LAPD di X seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (11/8/2025). “Kelompok-kelompok itu sedang ditangani dan penangkapan massal sedang dimulai. Jam malam berlaku.”Kemudian, banyak pengunjuk rasa telah bubar, meskipun konfrontasi sporadis terus berlanjut. Pihak berrwenang mengatakan jam malam diperlukan untuk menghentikan vandalisme dan pencurian oleh para agitator yang ingin menimbulkan masalah.Jam malam berlaku untuk 1 mil persegi (2,6 km persegi) di area pusat kota, dan akan berlaku mulai pukul 8 malam pada hari Selasa (10/6) hingga pukul 6 pagi pada hari Rabu (03:00 GMT hingga 13:00 GMT pada hari Rabu), kata Wali Kota LA Karen Bass.Bass mengatakan bahwa ia memperkirakan jam malam akan tetap berlaku selama beberapa hari, tetapi menekankan bahwa perintah tersebut hanya berlaku untuk sebagian kecil kota, yang mencakup 502 mil persegi (1.300 km persegi).Adapun jam malam mulai berlaku pada malam kelima protes terhadap penggerebekan pemerintahan Trump terhadap para imigran yang diduga tidak berdokumen di Los Angeles, dan saat demonstrasi menyebar ke puluhan kota AS lainnya, termasuk New York, Chicago, dan Atlanta.Tindakan keras Donald Trump terhadap imigrasi dan pengerahan Garda Nasional dan Marinir terhadap para pengunjuk rasa telah menuai kecaman dari pejabat California, yang menuduh presiden menyalahgunakan wewenangnya dan mengobarkan ketegangan.Dalam pidatonya kepada warga California pada Selasa (10/6) malam, Gubernur Gavin Newsom mengecam penggunaan kekuatan militer oleh Trump sebagai “penyalahgunaan kekuasaan yang terang-terangan”.”Saat itulah spiral kemerosotan dimulai. Ia menggandakan pengerahan Garda Nasional yang berbahaya dengan mengipasi api lebih keras, dan presiden – ia melakukannya dengan sengaja,” kata Newsom.Newsom, yang telah mengajukan gugatan terhadap pengerahan pasukan oleh pemerintahan Trump yang bertentangan dengan keinginannya, mengatakan presiden telah melepaskan “jaring militer” yang menyasar “tukang cuci piring, tukang kebun, buruh harian, dan penjahit” alih-alih penjahat yang kejam.”Itu hanyalah kelemahan – kelemahan yang menyamar sebagai kekuatan. Pemerintah Donald Trump tidak melindungi masyarakat kita, mereka membuat masyarakat trauma, dan tampaknya itulah intinya,” kata Newsom. “California akan terus berjuang.””Jika beberapa dari kita dapat diculik dari jalan tanpa surat perintah, hanya berdasarkan kecurigaan atau warna kulit, maka tidak seorang pun dari kita yang aman,” tambah Gubernur Gavin Newsom.“Rezim otoriter mulai dengan menyasar orang-orang yang paling tidak mampu membela diri. Namun, mereka tidak berhenti di situ.”Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kerusuhan yang terjadi di Los Angeles, Amerika Serikat. Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Perlindungan WNI di Kemlu RI, Judha Nugraha, pada Rabu (11/6/2025).“Kemlu dan KJRI LA terus memantau dari dekat situasi di Los Angeles. Komunikasi juga terus dilakukan melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia,” ujar Judha.Ia menambahkan, sejauh ini tidak ditemukan laporan adanya WNI yang menjadi korban dalam unjuk rasa atau kerusuhan yang sedang berlangsung. Namun, ia mengonfirmasi bahwa dua WNI sempat diamankan oleh otoritas setempat, namun bukan karena keterlibatan dalam aksi unjuk rasa.“Sebagaimana disampaikan sebelumnya, dua WNI ditangkap karena pelanggaran keimigrasian. Mereka bukan ditangkap karena ikut demo,” tegas Judha.Kerusuhan di Los Angeles dipicu oleh aksi protes yang berkembang menjadi bentrokan dengan aparat keamanan. Pemerintah Indonesia melalui KJRI Los Angeles terus menjalin komunikasi aktif dengan komunitas WNI di wilayah tersebut untuk memastikan keselamatan mereka tetap terjaga.Kemlu juga mengimbau seluruh WNI yang berada di area terdampak untuk tetap tenang, menghindari titik-titik rawan, dan selalu menjalin komunikasi dengan pihak perwakilan RI jika membutuhkan bantuan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *