Home / Internasional / Pengakuan Greta Thunberg: Kami Diculik, Israel Melakukan Tindakan Ilegal

Pengakuan Greta Thunberg: Kami Diculik, Israel Melakukan Tindakan Ilegal

Tel Aviv – Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, angkat bicara soal penahanannya oleh otoritas Israel saat mengikuti misi kemanusiaan menuju Gaza.Dalam pernyataannya yang disampaikan kepada wartawan di Bandara Charles de Gaulle, Paris, Thunberg menuding Israel telah melakukan pelanggaran hukum internasional dengan menahan dirinya dan rekan-rekan aktivis lainnya di tengah laut.”Israel melakukan tindakan ilegal dengan menculik kami di perairan internasional, melawan keinginan kami, membawa kami ke Israel, menahan kami di dasar perahu, dan tidak membiarkan kami keluar,” ujar Thunberg kepada media, Rabu (10/6/2025).Namun bagi Thunberg, peristiwa penahanannya itu hanyalah bagian kecil dari kisah besar yang sedang terjadi. “Itu bukanlah cerita sebenarnya di sini,” ucapnya, dikutip dari BBC, Rabu (11/6).”Cerita sebenarnya adalah bahwa ada genosida yang terjadi di Gaza, dan kelaparan sistematis setelah pengepungan dan blokade. Makanan, obat-obatan, air — yang sangat dibutuhkan untuk masuk ke Gaza — dicegah untuk masuk.”Pernyataan Thunberg menyoroti ketegangan yang terus berlangsung seputar situasi kemanusiaan di Jalur Gaza. Pemerintah Israel melalui Kementerian Luar Negeri membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa blokade dilakukan sesuai hukum internasional.Dalam sebuah pernyataan, mereka menyebut bahwa “upaya tidak sah untuk melanggarnya adalah berbahaya, melanggar hukum, dan merusak upaya kemanusiaan yang sedang berlangsung.”Ketika ditanya mengapa dirinya bisa bebas sementara aktivis lain masih ditahan, Thunberg mengaku tidak mengetahui secara pasti. “Itu agak tidak jelas,” katanya. Ia menjelaskan bahwa dirinya dan beberapa orang lain telah menandatangani dokumen yang menyatakan keinginan untuk segera kembali, tanpa mengakui bahwa mereka masuk ke Israel secara ilegal.”Yang lainnya tidak menandatangani dokumen itu,” ujarnya. Thunberg juga mengaku tidak sempat berpamitan dengan rekan-rekannya sebelum dideportasi. “Saya sangat khawatir tentang mereka,” tambahnya.Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, mengonfirmasi bahwa enam warga negara Prancis turut ditahan oleh otoritas Israel. Dalam pernyataan di platform X, ia menulis: “Salah satu dari mereka telah setuju untuk pergi secara sukarela dan harus kembali hari ini. Lima lainnya akan dikenakan proses deportasi paksa.”Peristiwa ini menambah sorotan internasional terhadap krisis kemanusiaan di Gaza, serta terhadap langkah-langkah Israel dalam menghadapi upaya bantuan kemanusiaan dari komunitas global.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *