Home / OTOMOTIF / Perakitan Lokal Kendaraan Dorong Ekonomi Nasional dan Tenaga Kerja

Perakitan Lokal Kendaraan Dorong Ekonomi Nasional dan Tenaga Kerja

JAKARTA, Meningkatnya jumlah produsen otomotif yang merakit kendaraan secara lokal di Indonesia memberikan dampak positif besar bagi perekonomian.

Kegiatan ini tak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri pendukung dari hulu hingga hilir.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Agus Herta Sumarto menyampaikan industri otomotif memiliki efek berganda alias multiplier effect, sehingga manfaat ekonominya meluas ke berbagai sektor terkait, tidak hanya industri inti.

Baca juga: Strategi Kemenhub Menuju Zero ODOL, Fokus Penindakan di 3 Lokasi

“Industri otomotif tidak hanya besar, tapi juga memiliki multiplier effect yang cukup besar ke sektor hulu hingga hilir,” ujar Agus, Kamis (5/6/2025).

Ia mencontohkan, di sektor hulu, penyediaan bahan baku menjadi peluang besar bagi industri lokal. Sementara di sektor hilir, jaringan diler serta layanan purna jual juga ikut berkembang seiring peningkatan aktivitas produksi kendaraan dalam negeri.

“Jangan hanya dilihat dari satu sisi saja, seperti penyerapan tenaga kerja. Produksi kendaraan dalam negeri membuka banyak peluang usaha, baik di hulu maupun hilir industri,” kata Agus.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto mengapresiasi para produsen otomotif yang memperluas aktivitas produksi di dalam negeri.

Menurutnya, lokalisasi produksi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing industri otomotif nasional.

Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan produsen otomotif dalam mencapai target TKDN yang saat ini ditetapkan sebesar 40 persen. Dengan itu, pelaku industri lokal termasuk UMKM bisa terus tumbuh dan menjadi bagian dari rantai pasok otomotif nasional.

Baca juga: Mengapa Mobil Hybrid Seken Lebih Diminati Dibandingkan Listrik?

“Perakitan lokal secara langsung menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan keahlian tenaga kerja dalam negeri,” ujar Jongkie.

Tak hanya itu, ia juga menyebut bahwa produksi lokal memungkinkan terjadinya transfer teknologi dan pengetahuan dari prinsipal global ke tenaga kerja Indonesia.

Hal tersebut akan berdampak positif terhadap kualitas dan daya saing tenaga kerja nasional di pasar internasional.

“Dengan transfer teknologi, kemampuan tenaga kerja Indonesia akan semakin diakui di dunia internasional,” katanya.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *