Home / REGIONAL / Mulai Tempati Gedung Cicendo, Siswa SLB Pajajaran Mengaku Perlu Adaptasi

Mulai Tempati Gedung Cicendo, Siswa SLB Pajajaran Mengaku Perlu Adaptasi

BANDUNG, Sebanyak 18 dari 111 siswa tingkat SMA Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri A Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, mulai beralih ke SLB Negeri Cicendo, Senin (19/5/2025).

Mereka direlokasi imbas dari beberapa ruang kelas di Gedung C dan D sekolahnya yang berada di Sentra Wyata Guna direnovasi untuk dibangun Sekolah Rakyat.

Sebelum menempati ruang kelas di SLB Negeri Cicendo, para siswa tersebut dipapah oleh para guru dan orangtua berkeliling ke beberapa ruangan untuk mengenal situasi dan kondisi lingkungan yang baru.

Anisa Siti Nurfiansyah (20), siswi kelas 10 SMA SLBN A Pajajaran, mengaku cukup sulit untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi di SLBN Cicendo karena sekolah tersebut dikhususkan untuk tunarungu, sedangkan dirinya tunanetra.

Baca juga: Kritik Pembongkaran SLB Pajajaran Bandung, Farhan Akan Layangkan Surat Resmi

Meski demikian, ia bersama dengan teman-temannya berupaya beradaptasi lebih cepat agar tetap bisa bersekolah walaupun di tengah fasilitas yang seadanya.

“Tergantung mobilitas seseorang, pasti kami menjajaki medan yang baru. Ya jadi terasa asing rasanya, harus banyak mobilitas,” ujar Anisa saat berbicara dengan Kompas.com, Senin (19/5/2025).

Anisa mengaku sedih saat diberi tahu harus direlokasi ke sekolah lain.

Padahal, untuk mengenal seluk-beluk suatu tempat memerlukan waktu yang tidak singkat.

Dia pun berharap Presiden Prabowo turun tangan menyelesaikan status sekolah SLBN A Pajajaran agar tidak terkatung-katung lagi.

Pasalnya, polemik sekolahnya itu sudah berlangsung bertahun-tahun.

“Saya sudah bersekolah di SLB Negeri A Pajajaran sudah tiga tahun dari SMP sampai sekarang SMA,” kata Anisa.

Baca juga: Klarifikasi Kemensos soal Isu Bongkar SLB Negeri Pajajaran Bandung untuk Sekolah Rakyat

Sementara itu, Kepala SLBN A Pajajaran, Gun Gun Guntara, mengatakan pihaknya terpaksa memindahkan sebagian siswa untuk sementara waktu karena beberapa ruang kelas harus direnovasi.

“Kami akan kembali lagi nanti setelah renovasi dan kami juga berharap punya gedung yang nyaman nanti ke depannya supaya anak-anak juga bisa belajar dengan aman terutama,” tuturnya.

Dia pun membantah terkait isu pengusiran yang berkembang di media sosial.

Menurut dia, hal tersebut hanya asumsi dari beberapa pihak berdasarkan informasi yang tidak utuh.

“Jadi, isu pengusiran, penggusuran itu tidak, itu sangat salah ya. Itu istilahnya bukan pengusiran, tetapi pengosongan untuk direnovasi. Kita akan kembali ke sana,” tuturnya.

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *