Dokter mengingatkan konsekuensi serius di balik pernikahan anak, seperti yang terjadi di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) baru-baru ini.
Pernikahan tersebut disorot publik karena pihak keluarga menikahkan siswi SMP berusia 15 tahun dengan laki-laki yang sudah putus sekolah saat kelas 2 SMK berusia 17 tahun.
Diberitakan , Sabtu (24/5/2025), kepala dusun sudah berupaya untuk melerai atau memisahkan anak yang hendak dinikahkan dengan alasan masih di bawah umur.
Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil setelah kedua anak menikah secara memariq atau tradisi kawin lari suku Sasak Lombok.
“Tiga minggu kemudian anak ini nekat lagi melakukan pernikahan culik lari itu, dibawa ke Sumbawa dua hari dua malam, baru dia balik lagi ke Lombok,” ujar Kepala Desa Beraim, Lombok Tengah, Lalu Januarsa Atmaja.
Lalu, apa konsekuensi serius di balik pernikahan anak?
Baca juga: Pernikahan Anak di Lombok Disorot, Begini Asal-usul Tradisi Kawin Culik
Dokter spesialis kandungan dan seksolog Boyke Dian Nugraha mengatakan, pernikahan anak sebenarnya tidak ideal dan dapat membahayakan kesehatan reproduksi.
Sebabnya, organ reproduksi belum berkembang dengan sempurna dan pihak perempuan berisiko mengalami kanker rahim.
“Kanker rahim meningkat jika anak menikah di bawah 17 tahun,” jelas Boyke saat dihubungi , Rabu (28/5/2025).
“Di atas 20 tahun (usia pernikahan ideal), baik pria maupun wanita,” tambahnya.
Baca juga: Rencana Pernikahan Anak Konglomerat India Mukesh Ambani, Undang Justin Bieber dan Tutup Jalan 4 Hari
Boyke menambahkan, ibu yang menikah terlalu dini juga berpotensi mengalami gangguan kehamilan, seperti preeklamsi dan prematuritas serta risiko stunting meningkat.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
“Saat melahirkan pinggul belum sempurna sehingga sering terjadi gangguan proses melahirkan. Seringkali harus dilahirkan dengan sectio caesarea (CS). Secara mental dan ekonomi seringkali belum siap,” kata Boyke.
Baca juga: Kalut Biaya Pernikahan Anak Buat Pria di Kediri Nekat Gantung Diri…
Terpisah, dokter spesialis anak Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Aisya Fikritama mengatakan, pernikahan anak juga dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi.
Hal tersebut terjadi karena kondisi ibu belum sepenuhnya matang.