JAKARTA, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat dari total cadangan batu bara nasional sebesar 31 miliar ton, hanya sekitar 13 persen yang memiliki kalori tinggi (5.000–6.000 kcal/GAR).
Direktur Pembinaan Pengusahaan BatuBara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Surya Herjuna mengungkapkan, mayoritas cadangan batu bara domestik mempunyai nilai kalori di bawah 4.200 kcal/GAR, yakni mencapai 70 persen dari total cadangan.
“Pemerintah maupun pelaku usaha sudah mulai memikirkan rencana ke depan, policy perbaikan, bahkan teman-teman di PT PLN sudah saya sampaikan harus berubah paradigma terkait dengan penggunaan batu bara di pembangkit mereka,” kata Surya di Jakarta, Rabu (28/5).
Baca juga: Impor Batu Bara China dari Indonesia Anjlok 20 Persen pada April 2025, Mengapa?
Menurut dia, bila industri masih menggantungkan operasional pada batu bara kalori tinggi, maka kelangsungan bisnis berpotensi terhambat.
Apalagi, cadangan kalori 6.000 kcal/GAR kini hanya tersisa 5 persen, dan batubara 5.000 kcal/GAR sekitar 8 persen.
Merespons kondisi ini, pemerintah akan memperkuat eksplorasi untuk memperbesar cadangan, sekaligus menjaga nilai ekonomi batu bara kalori rendah.
Pemerintah berharap batu bara 4.200 kcal/GAR tetap bisa menopang operasional industri, termasuk pembangkit listrik, semen, dan pupuk.
“Kami berharap nilai ekonomi batu bara masih bisa kita pertahankan supaya penggunaan di PLTU, maupun di semen, pupuk, dan lainnya masih bisa kita sumbangsih untuk peningkatan ekonomi kita,” pungkas Surya. (Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Indonesia Krisis Batubara Kalori Tinggi, Industri Diminta Bersiap Adaptasi