Home / Liga Internasional / Isco: Kembalinya sang Pujangga yang Sempat Tersesat dan Nyaris Terlupakan

Isco: Kembalinya sang Pujangga yang Sempat Tersesat dan Nyaris Terlupakan

Jakarta Santiago Bernabeu, 10 Juni 2019, menjadi panggung terakhir Isco mengenakan seragam merah khas La Furia Roja. Malam itu, Spanyol menundukkan Swedia 3-0 dalam laga kualifikasi Euro 2020. Laga yang biasa saja bagi sebagian orang, tapi diam-diam menandai kepergian panjang salah satu bakat paling elegan di lini tengah Spanyol.Enam tahun berselang, waktu akhirnya memanggilnya pulang. Isco, yang kini bersinar di Real Betis, kembali masuk dalam daftar panggilan tim nasional. Pelatih Luis de la Fuente tak ragu memasukkannya ke skuad untuk babak final four UEFA Nations League.Spanyol akan menghadapi Prancis pada semifinal yang digelar 5 Juni mendatang di Stuttgart. Jika lolos, mereka berpeluang bertemu Jerman atau Portugal di final. Dalam skenario apa pun, Isco kembali punya panggung internasional yang dulu sempat terasa tak akan pernah lagi dia pijak.Perjalanan Isco menuju titik ini bukan tanpa luka dan liku. Setelah kehilangan tempat di Real Madrid, dia sempat mencoba peruntungan di Sevilla pada 2022. Namun, bukan di Ramon Sanchez Pizjuan, melainkan di Benito Villamarin, kariernya menemukan arah kembali.Real Betis menjadi rumah kedua bagi gelandang 33 tahun itu. Di bawah arahan Manuel Pellegrini, Isco menjelma kembali sebagai roh permainan dalam skema menyerang yang atraktif. “Saya senang bisa kembali setelah sekian lama. Ini adalah pencapaian yang indah, bisa bermain lagi untuk tim nasional,” ujar Isco kepada media internal Betis.“Saya bangga bisa kembali ke sana. Itu berarti semuanya berjalan dengan baik,” lanjutnya, dengan nada yang tak bisa menyembunyikan rasa syukur dan bangga.Di musim pertamanya bersama Betis, Isco langsung menyita perhatian. Dalam 36 pertandingan, dia mengemas sembilan gol dan delapan assist. Itu cukup untuk membuat klub memberinya kontrak hingga 2027. Namun, ketika Euro 2024 mendekat — turnamen yang akhirnya dimenangi Spanyol — Isco justru harus mundur karena cedera.Sebuah patah tulang fibula memaksa sang playmaker menepi lama. Dia menjalani dua kali operasi dan baru bisa memulai musim pada Desember. Keraguan pun menyelimuti publik. Bisakah Isco kembali ke level tertingginya? Namun, jawaban itu datang lebih cepat dari dugaan siapa pun.Hanya dalam beberapa pertandingan, Isco kembali menjadi pusat permainan Betis. Performa terbaiknya datang di paruh kedua musim, ketika Betis dari posisi tengah klasemen naik hingga finis di peringkat enam dan lolos ke Liga Europa.Di tengah perjalanan hebat itu, pelatih Spanyol Luis de la Fuente memandang bahwa waktunya telah tiba. “Ini adalah momen yang tepat bagi Isco untuk kembali dan memberi sesuatu kepada kami,” kata De la Fuente kepada para jurnalis, seperti dilansir AFP.“Dia akan memberikan banyak — kalau tidak, dia tidak akan masuk dalam daftar,” tegas sang pelatih, membungkam suara-suara yang meragukan keputusan tersebut.Statistiknya pun bicara: 12 gol dan 10 assist dalam 32 penampilan di semua kompetisi. Dia juga membawa Betis ke final Eropa perdana mereka, yakni UEFA Conference League. Di usianya yang ke-33, Isco tak sekadar pulih. Dia membuktikan bahwa kemewahan permainan tak pernah benar-benar hilang.Karier Isco seperti cerita epik penuh babak. Ia lahir dari akademi Valencia, melejit di Malaga, lalu mencatat sejarah bersama Real Madrid. Lima gelar Liga Champions menjadi buktinya: 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2022. Namun, dari 2019 hingga 2022, dia seperti terbenam dalam bayang-bayang.Transfer gagal ke Union Berlin dan enam bulan tanpa bermain sempat mengancam seluruh kariernya. Akan tetapi, Betis memberinya ruang, lalu Isco membalasnya dengan keajaiban. Pujangga lapangan hijau yang sempat tersesat itu kini kembali menemukan tempat untuk menunjukkan permainan indahnya.Kini, dengan lambang Spanyol di dada, Isco kembali ke panggung utama. Dia kembali bukan sebagai nama masa lalu, melainkan sebagai simbol dari sebuah kebangkitan — bahwa dalam sepak bola, seperti dalam hidup, tak ada yang cerita yang tuntas sebelum benar-benar tamat.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *