Home / TREN / Mengenang Gempa Jogja 27 Mei 2006, Lebih dari 5.000 Orang Meninggal, Warga Simpan Trauma

Mengenang Gempa Jogja 27 Mei 2006, Lebih dari 5.000 Orang Meninggal, Warga Simpan Trauma

19 tahun lalu atau tepatnya pada 27 Mei 2025, gempa bumi besar mengguncang wilayah Bantul, Yogyakarta, Klaten, dan sekitarnya.

Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,9 itu terjadi pada pagi hari pukul 05.53 WIB, dengan episenter 38 km selatan Yogyakarta dan kedalaman 33 kilometer.

Durasi getaran gempa tersebut berlangsung cukup lama, yaitu 57 detik. Setelah itu, masih ada beberapa gempa susulan yang memiliki kekuatan lebih kecil dibandingkan gempa utama.

Akibat gempa Yogyakarta 27 Mei, tercatat lebih dari 5.000 orang meninggal dunia dan 20.000 orang luka-luka.

Gempa itu menyebabkan banyak bangunan roboh, rusak total, atau rusak berat, termasuk tempat tinggal warga.

Baca juga: Banyak Wisatawan Batal Pergi ke Jepang karena Ramalan Gempa dari Manga, Kapan?

Kepala Pelaksana BPBD Bantul saat itu, Dwi Daryanto mengatakan bukan gempa yang membunuh manusia, melainkan robohnya bangunan.

“Gempa tidak membunuh, tetapi bangunan yang menyebabkan korban luka dan meninggal dunia,” kata dia dikutip dari (27/5/2017).

Kala gempa mengguncang, bahkan sempat muncul isu akan terjadinya tsunami yang menciptakan kepanikan dan suasana mencekam.

Warga kemudian berbondong-bondong ke luar rumah hingga memenuhi jalanan untuk menyelamatkan diri.

Namun, gempa Yogyakarta 2006 dipastikan tidak menyebabkan adanya gelombang tsunami.

Baca juga: 5 Kepunahan Massal yang Pernah Terjadi di Bumi

Pascagempa, seluruh rumah sakit di wilayah terdampak, baik pemerintah maupun swasta dipenuhi dengan korban.

Dilansir dari (27/5/2023), para korban berdatangan dengan luka ringan, parah, hingga meninggal dunia.

Bahkan, beberapa rumah sakit tak sanggup menampung korban yang terus-menerus berdatangan. Akibatnya sejumlah korban gempa dirawat di halaman rumah sakit.

Masyarakat atau warga terdampak juga harus menghadapi kondisi ekonomi yang lumpuh total akibat gempa.

Pasar yang menjadi pusat perputaran ekonomi rakyat Yogyakarta tidak beroperasi. Bangunan itu roboh dan nyaris rata dengan tanah.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *