Dua kepala daerah di Jawa Tengah (Jateng) menggulirkan gagasan pengiriman remaja pelanggar ke barak militer sebagai bentuk pembinaan, seperti yang sudah dimulai Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi.
Wacana ini muncul sebagai respons terhadap kenakalan remaja seperti vandalisme, aksi kreak, dan pelanggaran ketertiban umum yang terjadi di wilayahnya
Ide dua kepala daerah ini juga mendapat respons dari Gubernur Jateng Ahmad Luthfi.
Siapa saja mereka dan apa respons Ahmad Luthfi?
Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyatakan akan mengirim remaja yang berusia 18 tahun ke atas dan melakukan pelanggaran ketertiban dan ketenteraman umum (Trantibum) ke barak militer.
Ia juga menyebut bahwa untuk pelanggaran yang masuk kategori tindak pidana ringan (Tipiring), pengiriman ke barak tetap dilakukan sebagai bagian dari upaya pembinaan karakter.
Baca juga: Soal Rencana Wali Kota Solo Kirim Anak Nakal ke Barak Militer, Ini Kata Pengamat UNS
“Tentunya di Solo bagi anak-anak usia 18 tahun ke atas yang melakukan vandalisme, (pelanggaran) ketertiban dan ketentraman umum (trantibum). Kalau untuk anak-anak yang masih di bawah umur, masih dilakukan pembinaan normal,” ujar Respati setelah menghadiri Rapat Kerja Musrenbang Jawa Tengah 2025 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Senin (26/5/2025).
“Kalau itu ada namanya Tipiring, tindak pidana ringan, tapi perlu ada pembinaan supaya ada perubahan karakter dari anak-anak,” katanya.
Meski demikian, Respati menegaskan bahwa pendekatan persuasif tetap dikedepankan untuk mencegah anak-anak mengulangi perbuatannya.
“(Penerapan pidana) tergantung pelanggarannya, tapi kami akan secara persuasif supaya anak-anak tidak mengulangi lagi dan ke depan tidak ada lagi hukuman tapi ada pendidikan karakter,” katanya.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyampaikan bahwa pihaknya tengah mengkaji kemungkinan menerapkan metode serupa untuk remaja pelanggar seperti pelaku aksi kreak, tawuran, dan ugal-ugalan.
Agustina mengatakan bahwa Pemerintah Kota Semarang akan mengirimkan tim untuk mempelajari langsung praktik pembinaan di barak militer ala Jawa Barat.
Baca juga: Haedar Nashir Sebut Pendidikan Barak Militer Dedi Mulyadi Perlu Dikaji Ulang, Disiplin Tak Hanya soal Fisik
“Saya hanya membacanya dari media dan itu menurut saya bukan hal yang bisa diikuti secara langsung begitu. Saya harus pelajari dulu,” katanya di Balai Kota Semarang, Senin (19/5/2025).
“Nanti akan kami kirim teman-teman untuk bisa belajar Jawa Barat apa yang dilakukan,” katanya melanjutkan.
Menurut Agustina, keputusan penerapan program ini harus mempertimbangkan banyak aspek.