PARAMARIBO, Warga Suriname memberikan suara pada Minggu (25/5/2025) hari ini dalam pemilihan umum (pemilu) yang dianggap krusial bagi masa depan ekonomi negara tersebut.
Pasalnya, pemilu ini akan menentukan siapa yang berhak memimpin transformasi Suriname dari negara termiskin di Amerika Selatan menjadi negara makmur berkat potensi kekayaan minyak yang sangat besar.
Sebagai satu-satunya negara di benua Amerika yang menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa resmi, Suriname tengah menghadapi tantangan berat.
Baca juga: Mengenal Suriname: Negara Kecil di Amerika Selatan dengan Jejak Etnis Jawa
Negara kecil ini dililit utang, menghadapi inflasi tinggi, dan tingkat kemiskinan yang mencolok. Namun, penemuan cadangan minyak lepas pantai baru-baru ini memberi harapan akan perubahan besar.
“Ini akan menjadi pendapatan yang sangat besar bagi negara ini,” ujar Presiden petahana Chan Santokhi kepada AFP, dalam wawancara menjelang pemungutan suara.
“Kami kini bisa berbuat lebih banyak untuk rakyat sehingga semua orang bisa merasakan pertumbuhan negara ini,” tambah Santokhi.
Sebanyak 51 anggota parlemen akan dipilih dalam pemilu ini. Dalam waktu beberapa minggu, mereka akan bertugas memilih presiden dan wakil presiden baru untuk masa jabatan lima tahun.
Santokhi masih memenuhi syarat secara konstitusional untuk mencalonkan diri kembali. Namun, dengan tidak adanya partai dominan, hasil pemilu ini dinilai sulit diprediksi.
“Kami telah meletakkan fondasi bagi stabilitas ekonomi, dan kami perlu membangunnya lebih lanjut,” kata Menteri Pertahanan Krishna Matheora usai memberikan suara.
Ia menekankan pentingnya kemenangan Partai Reformasi Progresif (VHP) yang dipimpin Santokhi.
Baca juga: Ini 5 Fakta Unik Suriname, Salah Satunya Terkait Patrick Kluivert
Para analis menilai, penemuan ladang minyak baru di wilayah lepas pantai bisa menghasilkan miliaran dolar dalam satu hingga dua dekade ke depan.
Perusahaan energi asal Perancis, TotalEnergies, telah mengumumkan proyek senilai 10,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 170 triliun) untuk mengeksplorasi ladang tersebut dengan kapasitas produksi diperkirakan mencapai 220.000 barel per hari.
Produksi dijadwalkan mulai pada 2028. Pemerintah Suriname telah membentuk program Royalty for All, yaitu skema dana publik yang bertujuan menyalurkan langsung keuntungan minyak kepada masyarakat.
Sebanyak 14 partai berpartisipasi dalam pemilu kali ini. Termasuk di antaranya VHP yang berhaluan tengah, Partai Demokratik Nasional (NDP) yang berhaluan kiri dan dipimpin oleh Desi Bouterse, mantan pemimpin kudeta yang kemudian menjadi presiden terpilih.
Partai Pembebasan Umum dan Pembangunan (ABOP) yang berhaluan kiri-tengah juga turut bersaing. Partai ini dipimpin oleh Wakil Presiden Ronnie Brunswijk, seorang mantan gerilyawan yang pernah memberontak terhadap pemerintahan Bouterse pada 1980-an.
Baca juga: Pemilu Suriname 25 Mei 2025, Ada 2 Perempuan yang Jadi Calon Presiden