JAKARTA, TNI Angkatan Darat (AD) menghargai temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengenai tragedi di pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut.
“TNI AD pada prinsipnya senantiasa menghargai setiap saran, temuan, tanggapan, maupun rekomendasi dari seluruh pemangku kepentingan,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana, kepada , Jumat (23/5/2025) malam.
Baca juga: Komnas HAM Ungkap Temuan soal Ledakan Amunisi Garut, Ini Respons TNI AD
Komnas HAM telah mengungkapkan bahwa TNI melibatkan warga sipil tidak terlatih dalam pemusnahan amunisi yang akhirnya merenggut korban jiwa itu.
“Seluruh masukan tersebut akan kami jadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan nantinya,” kata Brigjen Wahyu Yudhayana, menanggapi temuan Komnas HAM.
Baca juga: Apa Temuan Komnas HAM soal Ledakan Amunisi di Garut?
Dia menegaskan bahwa TNI AD berkomitmen untuk selalu terbuka dan menghargai setiap masukan konstruktif dari berbagai pihak.
Diberitakan sebelumnya, Komnas HAM menyebut sembilan korban warga sipil dalam pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat, tidak dibekali pelatihan tersertifikasi dan hanya belajar secara otodidak.
Anggota Komnas HAM RI Uli Parulian Sihombing mengatakan, sipil yang bekerja ini hanya belajar secara otodidak dari sipil lainnya yang pernah melakukan pekerjaan pemusnahan amunisi tersebut.
“Para pekerja belajar secara otodidak bertahun-tahun, tidak melalui proses pelatihan yang tersertifikasi,” kata Uli, dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat.
Baca juga: Mendesak Pertanggungjawaban TNI Setelah Tragedi Ledakan Amunisi Garut, Jangan Lagi Libatkan Sipil
Padahal, dari catatan Komnas HAM dalam pedoman Perserikatan Bangsa-Bangsa, pelibatan sipil dalam urusan amunisi harus memiliki keahlian yang spesifik.
“Pedoman PBB terkait keterlibatan sipil dalam penanganan dan pemusnahan amunisi memang memberikan ruang pelibatan pihak lain dalam kegiatan sejenis, tetapi dengan syarat keahlian spesifik atau kompetensi tertentu,” ucap Uli.
Ledakan maut itu merenggut 13 nyawa manusia, 9 orang di antaranya adalah warga sipil dan 4 orang dari pihak militer. Peristiwa itu terjadi saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut, 12 Mei 2025.