PHNOM PENH, Sebuah operasi konservasi di Kamboja berhasil menyelamatkan 16 ekor banteng liar (Bos javanicus) dengan menggunakan metode yang belum pernah dilakukan sebelumnya—yakni bantuan helikopter untuk menggiring hewan-hewan tersebut ke dalam jebakan besar berbentuk corong.
Langkah ini disebut sebagai pencapaian penting di tengah laju deforestasi yang kian mengkhawatirkan di negara tersebut.
Banteng, spesies sapi liar asli Asia Tenggara, kini masuk dalam kategori “kritis” pada daftar merah spesies terancam milik International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasi hewan ini di alam liar diperkirakan hanya tersisa beberapa ribu ekor. Perburuan, pembalakan liar, dan ekspansi industri menjadi ancaman utama bagi kelestariannya.
Baca juga: 6 Orang Luka-luka dalam Festival San Fermin, Lari Dikejar Banteng, di Spanyol
Menurut data dari Global Forest Watch, sejak tahun 2000, Kamboja telah kehilangan sekitar 33 persen tutupan hutannya. Ironisnya, kerusakan itu terjadi bahkan di kawasan-kawasan yang sejatinya dilindungi oleh undang-undang.
Situasi ini mendorong kelompok konservasi Rising Phoenix dan tim dari kawasan Siem Pang melakukan operasi penyelamatan besar-besaran terhadap kawanan banteng liar.
Selama tiga hari pada pekan lalu, mereka berhasil menggiring 16 ekor banteng ke dalam jebakan massal. Operasi ini menjadi yang pertama di Kamboja yang memanfaatkan helikopter untuk membantu mengarahkan kawanan hewan menuju perangkap.
Setelah berhasil dikumpulkan, ke-16 banteng tersebut dipindahkan ke Suaka Margasatwa Siem Pang. Di tempat perlindungan itu, mereka akan terus dipantau kesehatannya dan dijaga keamanannya.
Kelompok konservasi menyebut metode ini sebagai terobosan dalam upaya pelestarian satwa liar. Teknik serupa direncanakan untuk digunakan kembali, terutama dalam menyelamatkan banteng dari hutan-hutan terisolasi di berbagai wilayah Kamboja.