Penulis: Angela Henshall/BBC Indonesia
Sejumlah ilmuwan mewanti-wanti flu burung berpotensi menjadi pandemi berikutnya. Penyakit ini telah menjangkiti ribuan peternakan di berbagai belahan dunia selama beberapa bulan terakhir.
Para peneliti yang fokus mengkaji perkembangan suatu penyakit memperingatkan bahwa khalayak mungkin tidak menyadari flu burung masuk kategori berpotensi menjadi pandemi manusia. Hal ini lantaran pengawasan di Amerika Serikat (AS) tidak merata.
Galur flu burung, H5N1, kini telah mencapai setiap benua kecuali Australasia. Bahkan galur ini telah terdeteksi pada populasi penguin di Antartika dan pada unta di Timur Tengah.
Baca juga: Pria 28 Tahun di Kamboja Meninggal karena Flu Burung
Penyakit ini sekarang ditemukan pada burung liar dan mamalia di 50 negara bagian di AS. Virus tersebut diketahui berpindah dari peternakan unggas sehingga menginfeksi lebih dari 1.000 kawanan sapi perah, menurut Departemen Pertanian AS (USDA).
Sementara itu setidaknya 70 manusia telah tertular flu burung, satu orang di antaranya meninggal dunia.
Menurut epidemiolog Dr Caitlin Rivers, profesor madya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Bloomberg di Universitas Johns Hopkins, pemerintahan Presiden Joe Biden dan Donald Trump telah kehilangan kesempatan emas menghentikan penyebarannya.
Misalnya, banyak negara bagian punya aturan berbeda dalam hal pengiriman ternak lintas negara bagian.
“(Flu burung) bukan masalah sementara – ada kekeliruan anggapan bahwa penyakit ini akan menghilang dengan cepat. Sekarang muncul kesadaran bahwa ini adalah masalah yang perlu ditangani,” tukasnya.
“Prioritas utama sekarang adalah deteksi. Menemukan kasus pada manusia, untuk melihat bagaimana perubahannya – itulah ancaman terbesar,” sambungnya.
Baca juga: AS Laporkan Kematian Pertamanya akibat Flu Burung
Para epidemiolog sangat khawatir kemungkinan dunia, bukan hanya AS, tidak cukup siap menghadapi flu burung ini.
“Jika kita memberi cukup ruang untuk terus berevolusi dan beradaptasi menginfeksi mamalia, kekhawatirannya adalah apakah wabah pada hewan di AS ini benar-benar akan menjadi pemicu pandemi berikutnya,” kata Profesor Kedokteran di Universitas Toronto Kamran Khan.
“Kita tahu secara historis, H5N1 adalah virus yang sangat berbahaya bagi manusia,” tambahnya.
Sejak November 2003, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan15 negara melaporkan lebih dari 700 kasus infeksi H5N1 pada manusia. Indonesia, Vietnam, dan Mesir merupakan negara dengan jumlah kasus penularan tertinggi pada manusia.
Flu burung bukanlah hal baru, tetapi para ilmuwan khawatir terhadap sejumlah hal.
Baca juga: AS Konfirmasi Kasus Flu Burung Pertama Tanpa Kontak dengan Hewan, Apa Kata WHO?