PSV Eindhoven resmi mengukuhkan diri sebagai juara Eredivisie 2024–2025 dalam sebuah drama penutup musim yang menegangkan dan penuh emosi.
Tim asuhan Peter Bosz berhasil mengejar ketertinggalan dari rival berat mereka, Ajax Amsterdam, yang sempat unggul sembilan poin di puncak klasemen.
Dengan hanya unggul satu poin dari Ajax sebelum pertandingan terakhir, PSV menghadapi laga krusial di kandang Sparta Rotterdam, yang berada di peringkat ke-11.
Sementara itu, Ajax menjamu FC Twente yang memulai hari di posisi keenam. Satu-satunya syarat bagi PSV untuk mengunci gelar adalah menang — dan mereka menuntaskan pekerjaan dengan nyaman.
Di babak pertama, Ivan Periši? membuka keunggulan PSV lewat gol penting yang menunjukkan kualitas dan pengalamannya di laga besar.
Namun, ketegangan meningkat ketika Sparta menyamakan kedudukan lewat Gijvai Zechiel tujuh menit setelah jeda, membuat Ajax — yang sudah unggul lewat gol Jordan Henderson — sempat naik ke puncak klasemen sementara.
Kendati begitu, Luuk de Jong, sang kapten sekaligus legenda hidup klub, kembali menjadi penyelamat.
Enam menit setelah gol balasan Sparta, ia mencetak gol penting yang membawa PSV unggul kembali. Malik Tillman kemudian menutup laga dengan gol ketiga yang memastikan kemenangan 3-1.
Ajax juga menang 3-1 atas Twente, tetapi hasil tak cukup dan kubu Amsterdam harus puas di posisi kedua.
Dengan hasil ini, PSV meraih gelar Eredivisie ke-26 sepanjang sejarah klub, sekaligus mempertahankan gelar musim lalu dan menyegel status sebagai raja sepak bola Belanda untuk dua musim beruntun.
Kisah ini tak lepas dari kejatuhan dramatis Ajax. Pada 30 Maret, tim besutan Francesco Farioli mengalahkan PSV 2-0 di Eindhoven dan unggul sembilan poin dengan tujuh laga tersisa.
Kala itu, Ajax tak terkalahkan dalam 14 laga Eredivisie dan terlihat melaju tanpa hambatan menuju gelar.
Namun, apa yang terjadi setelahnya menjadi catatan kelam dalam sejarah Amsterdammers.
Ajax hanya meraih dua poin dari empat laga penting: kalah telak 0-4 dari FC Utrecht, dibantai NEC Nijmegen 0-3 di kandang sendiri, dan ditahan imbang oleh Sparta serta Groningen — yang mencetak gol penyeimbang di menit ke-99 pekan lalu.
Dalam waktu singkat, keunggulan mereka menguap, dan tekanan mental pun tak terhindarkan.