Home / Fintech / Eks Menteri Kominfo Ungkap Cara Startup Pinjaman Daring Kurangi Pengangguran

Eks Menteri Kominfo Ungkap Cara Startup Pinjaman Daring Kurangi Pengangguran

Menteri Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika periode 2014 – 2019 Rudiantara mengungkapkan peran startup pinjaman daring, atau yang dikenal juga dengan pinjol, dalam mengurangi angka pengangguran.Rudiantara menyampaikan pertumbuhan fintech lending berkontribusi dalam memperkuat ekonomi lokal, terutama di daerah yang belum terjangkau layanan perbankan konvensional. Hal itu kemudian menciptakan permintaan terhadap tenaga kerja baru, mulai dari staf operasional, analis risiko hingga tenaga lapangan yang menjadi penghubung antara platform pinjaman daring dan peminjam.“Di saat banyak perusahaan melakukan PHK yang diberitakan di media, Amartha justru menambah tenaga kerja,” kata Rudiantara yang kini menjabat Komisaris Utama PT Amartha Mikro Fintek dalam konferensi pers The Asia Grassroots Forum 2025, di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/5). Amartha memiliki sekitar 10 ribu karyawan, dengan 9.000 di antaranya penyuluh lapangan. “Ini menunjukkan teknologi dapat berjalan berdampingan dengan penciptaan lapangan kerja. Ini penting, terutama di saat sektor lain justru melakukan efisiensi besar-besaran,” ia menambahkan. Selain itu, CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menyampaikan perusahaan membidik UMKM yang digawangi oleh perempuan. “Ketika kami bisa meningkatkan UMKM mitra dengan skala bisnis lebih besar, volumenya meningkat. Lalu, bisa berkontribusi memberi akses lapangan kerja,” kata dia.Amartha sudah mengucurkan modal usaha sekitar Rp 35 triliun kepada 3,3 juta pelaku UMKM sejak berdiri pada 2010. Sebanyak 90% di antaranya dijalankan oleh perempuan.Rata-rata pelaku usaha mikro itu mengakses pembiayaan dengan kisaran Rp 5 juta hingga Rp 15 juta.Andi menyebutkan sebanyak 100 ribu pelaku UMKM yang menjadi mitranya sudah ‘naik kelas’. Sebagian besar berusaha sektor perdagangan dan industri rumah tangga seperti memproduksi makanan.“Mereka juga sudah bisa membuka lapangan kerja minimal di atas empat hingga lima orang,” katanya.Selain mendapatkan permodalan, pelaku usaha mikro itu mendapatkan pendampingan berupa literasi keuangan, membuka pasar digital dan diajak ikut pameran untuk memperluas pangsa pasar.Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemnaker mencatat 26.455 pegawai di-PHK per 20 Mei. Industri pengolahan menjadi sektor dengan jumlah PHK terbanyak selama lima bulan pertama tahun ini. Dari sisi wilayah, Jawa Tengah terbanyak dengan 10.695 karyawan yang di-PHK. Disusul oleh Jakarta 6.279 orang dan Riau 3.570 orang.Dalam kesempatan yang sama, mantan Menteri Pariwisata Periode 2019-2024, Sandiaga Uno menegaskan saat industri padat karya banyak merumahkan pekerja, lapangan pekerjaan justru bisa tumbuh dari perusahaan pinjaman online. “Jadi 11 ribu lapangan kerja oleh Amartha ini sangat dibutuhkan, karena kalau melihat satu pabrik tutup itu bisa 2.000 sampai 3.000, sedangkan ini ada 11.000 dari ekonomi akar rumput,” ujarnya. Salah satu peminjam Amartha yakni Rosvita Sensiana memproduksi kain tenun ikat dari Sikka, Nusa Tenggara Timur atau NTT. Perempuan berusia 40 tahun ini mendirikan kelompok UMKM Dalale yang produksinya menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan seperti akar mengkudu untuk warna merah, biru dari daun nila, hijau dari daun katuk, dan kuning dari kunyit dan kulit mangga.“Kami ada kelompok dengan 12 orang penenun, dan 20 orang yang membantu. Seluruhnya perempuan,” kata Rosvita.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *