Home / REGIONAL / Jembatan yang Patah di Cijeruk Bandung Jadi Jalur Alternatif Warga, Kini Ditutup

Jembatan yang Patah di Cijeruk Bandung Jadi Jalur Alternatif Warga, Kini Ditutup

BANDUNG, Jembatan apung Cijeruk di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengalami kerusakan parah akibat derasnya aliran sungai Citarum pada Jumat malam, 23 Mei 2025.

Kepala Desa Bojongsari, Asep Sunandar, menyatakan bahwa jembatan tersebut sering digunakan sebagai alternatif oleh warga, terutama ketika hujan melanda dan jalur utama di Baleendah terendam banjir.

“Ketika hujan dan jalur Baleendah dilanda banjir, rata-rata pengendara sepeda motor dari arah Kecamatan Baleendah menuju Kecamatan Bojongsoang memilih melalui jembatan apung,” kata Asep saat ditemui di lokasi.

Baca juga: Jembatan Putus, Siswa SMP di Polewali Mandar Belajar di Kolong Rumah Warga

Asep menjelaskan bahwa terdapat dua jembatan apung di kawasan tersebut, namun kondisi keduanya berbeda.

“Iya, alternatif ke sini. Nah, ada dua di sana jembatan Cijeruk, yang rusak itu jembatan Leuwi Dalem. Kalau hujan pasti ke sini,” ujarnya.

Sebelum insiden tersebut, hujan deras mengguyur wilayah Bandung Raya, termasuk Desa Bojongsari.

Baca juga: Jembatan Pandansimo Penghubung Bantul- Kulon Progo Hampir Selesai

Hal ini menyebabkan debit air sungai Citarum meningkat, yang pada gilirannya merusak drum penyangga jembatan apung dan membuat jembatan miring.

“Saya lihat debit-nya pun cepat. Lagi tinggi. Sementara kan ada tahanan ini drum jadi tekanannya tertuju di tengah itu, jadi miring,” ungkapnya.

Asep menekankan pentingnya pemeliharaan jembatan kepada warga, terutama saat volume lalu lintas meningkat.

“Saya tekankan terkait pemeliharaan, kalau posisinya membahayakan, sebaiknya tadi di-setop dulu jangan sampai ada yang lewat. Cuman tadi karena padat. Akhirnya kejadian kaya gini,” bebernya.

Baca juga: Viral Video Jembatan Apung Cijeruk Patah Dihantam Aliran Sungai Citarum Saat Pengendara Menyeberang

Sejak tahun 2020, Asep mengungkapkan bahwa ia telah mengajukan pembangunan jembatan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Bandung dan Kementerian terkait.

“Tahun 2020 sudah mengajukan ke kementerian terkait. Ada anggaran Rp 5 miliar untuk itu tapi kami terkendala rekomendasi, akhirnya kami coba ajukan lagi dari salah satu program wakru itu di Sumbawa namun masih terkendala karena lahannya milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS),” tuturnya.

Saat ini, jembatan tersebut ditutup untuk penggunaan umum hingga perbaikan dilakukan.

“Imbauan untuk warga mungkin tadi sementara jembatan ini jangan dulu digunakan karena harus diperbaiki dulu,” ungkap Asep.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *