Home / MONEY / Perusahaan Ini Gagas Pembangunan Kilang dan Industri Petrokimia di Pesisir Blitar Selatan

Perusahaan Ini Gagas Pembangunan Kilang dan Industri Petrokimia di Pesisir Blitar Selatan

BLITAR, Seorang mantan karyawan perusahaan bidang engineering, procurement, and construction (EPC), Mohamad Toha, merancang pembangunan kompleks industri kilang minyak dan petrokimia di pesisir selatan Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Toha menggagas mega proyek yang membutuhkan investasi Rp 200 triliun itu sejak lebih dari 15 tahun lalu.

Meski tidak sedikit yang mencibir, pria yang sudah berpengalaman selama 20 tahun pada proyek pembangunan industri minyak dan gas bumi (migas) serta petrokimia itu terus bergerak mengupayakan agar gagasan itu dapat terwujud.

Tahun 2019, dengan menggandeng sejumlah figur termasuk beberapa pensiunan perwira tinggi TNI, dia mendirikan PT Blitar Putra Energi (BPE) sebagai kendaraan untuk merealisasikan proyek pembangunan industri strategis nasional itu.

Dan dalam 3 tahun terakhir, Toha semakin intensif menjalin komunikasi dengan investor potensial dari 7 negara.

“November 2024 lalu saya bertemu dengan tim dari calon investor di Kantor KBRI (Kedutaan Besar RI) di Kuwait. Pertemuan itu difasilitasi KBRI Kuwait,” ujar Toha kepada , Jumat (16/5/2025).

Sebelumnya pada Maret 2022, beberapa personel dari calon investor Uni Emirat Arab (UEA) melakukan survei lokasi dimana kompleks industri kilang minyak dan petrokimia itu akan dibangun, yakni Pantai Peh Pulo, Desa Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar.

Baca juga: Kilang Methanol Hijau Pertama di Dunia Beroperasi, Siap Kurangi Emisi Pelayaran

“Kami memang fokus ke investor luar negeri karena nilai investasi yang dibutuhkan sangat besar,” tuturnya.

Toha menyatakan telah berkomunikasi dengan calon investor dari China, Oman, Qatar, Arab dan India. Khusus untuk India, ia membidik korporasi raksasa Reliance Industries yang selama ini juga bergerak di kilang minyak dan petrokimia.

Gagasan membangun kilang minyak dan industri petrokimia di pesisir selatan Kabupaten Blitar, bagi Toha, merupakan salah satu pilihan tepat untuk mengatrol cepat taraf perekonomian daerah kelahirannya.

Kilang minyak dengan kapasitas 300.000 barel per hari serta industri petrokimia dengan kapasitas produksi 8 juta ton produk bahan plastik per tahun akan menyerap lebih dari 2.000 tenaga kerja.

Selain itu, selama lima tahun proses konstruksi, proyek akan membutuhkan 20.000 pekerja. Ditambah lagi, beragam manfaat ekonomi lainnya bagi masyarakat dan pemerintah daerah setempat.

Dari sisi kepentingan nasional, bahan bakar minyak (BBM) dan bahan plastik yang diproduksi dari dalam negeri, masih jauh di bawah kebutuhan sehingga angka impor masih tinggi dan terus meningkat.

Kata Toha, angka impor minyak mentah (crude oil) dan BBM sebesar sekitar 800.000 barel per hari. Sedangkan impor beragam bahan plastik Indonesia ada di angka sekitar 3.000.000 ton per tahun.

“Kilang minyak akan ikut berkontribusi mengurangi nilai impor crude oil dan BBM. Untuk produk petrokimia berupa bahan plastik dan turunannya, industri petrokimia akan menutup seluruh defisit yang ada,” ungkapnya.

Baca juga: Pertamina Minta Maaf dan Akui Lalai soal BBM Langka di Balikpapan

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *