JAKARTA, Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa persoalan tiang-tiang monorel yang mangkrak di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, dan Jalan Asia Afrika (Senayan), Jakarta Pusat, bukan masalah baru, melainkan warisan yang belum terselesaikan sejak era-era gubernur Jakarta sebelumnya.
Pramono mengatakan, sejak masa Gubernur Sutiyoso (Bang Yos), Fauzi Bowo (Foke), Joko Widodo (Jokowi), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), hingga Anies Baswedan, persoalan ini terus bergulir tanpa kejelasan penyelesaian.
“Saya tahu memang ada persoalan dan ini persoalannya ada sejak zaman mulai dari Bang Yos, Bang Foke, kemudian di era Pak Jokowi, di era Pak Ahok, Pak Anies dan seterusnya. Saya sekarang sedang mencari jalan untuk menyelesaikan itu,” ucap Pramono saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (23/5/2025).
Baca juga: Nasib Tiang Monorel di Rasuna Said-Asia Afrika Akan Diputuskan Pramono
Pramono menegaskan, tugas seorang pemimpin adalah menyelesaikan persoalan-persoalan yang terbengkalai, bukan membiarkannya terus berlarut.
“Saya memang tahu ada persoalan yang belum terselesaikan sampai hari ini dan itu tentunya kewajiban pemimpinlah untuk menyelesaikan itu. Jangan kemudian karena ada persoalan itu dibiarkan tidak ditangani. Saya malah ingin menangani itu,” kata dia.
Bahkan, Pramono menyatakan tengah menelusuri pihak-pihak yang pernah terlibat dalam proyek tersebut, termasuk mencari ahli waris dari perusahaan atau individu yang dahulu mengerjakannya.
“Saya sedang mencari siapa yang menjadi ahli waris dari kelompok yang mengerjakan itu. Kalau tidak salah ibu siapa begitu. Mudah-mudahan ini bisa segera diselesaikan,” ungkap Pramono.
Sebelumnya, Pramono berencana untuk menuntaskan polemik tiang-tiang bekas proyek monorel yang mangkrak selama hampir dua dekade di Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Asia Afrika, Jakarta.
Pramono menyebut keberadaan tiang-tiang besi tersebut tidak hanya mengganggu estetika kota, tetapi juga menjadi simbol pembiaran atas masalah lama yang tak kunjung diselesaikan.
Baca juga: Wacana Pembongkaran Tiang Monorel Mangkrak, dari Era Ahok hingga Pramono
“Di Rasuna Said maupun di Senayan. Ada kolom-kolom untuk monorel yang sampai hari ini semuanya gak mau nyentuh untuk diselesaikan.
Kalau bagi saya pribadi ini adalah hal yang harus diselesaikan. Sehingga yang seperti itu akan kami selesaikan,” ucap Pramono saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).
Proyek monorel yang dimulai sejak 2004 dan mangkrak pada 2007 itu menyisakan sekitar 90 tiang pancang.
Semula, proyek ini digadang-gadang sebagai solusi transportasi Ibu Kota, namun berhenti di tengah jalan karena persoalan hukum yang melibatkan kontraktor dan pelaksana proyek.
“Ini kan berhenti karena ada persoalan hukum pada waktu itu, antara kontraktor, pelaksana dan sebagainya-sebagainya.Bagi pemerintah Jakarta ini sangat mengganggu,” lanjut Pramono.
Pramono menyebut bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta perlu mengambil langkah tegas terhadap tiang-tiang tersebut, apakah akan dibersihkan, dibongkar, atau dimanfaatkan kembali.
Baca juga: Ahok Usul Tiang Monorel Mangkrak di Rasuna Said-Asia Afrika Dipotong