Bandung – Badan Geologi telah menyampaikan hasil kajian kejadian gerakan tanah di Kabupaten Bandung yang terjadi pada Minggu, 18 Mei 2025, sekira 22.30 WIB. Penyebab longsor dinilai terjadi lantaran sejumlah faktor antara lain perubahan tata guna lahan. Longsor terjadi di lereng bukit setinggi 75 meter, berlokasi di Kp. Gunung Batu, Desa Nagreg Kendan, Kecamatan Nagreg. Hujan dengan intensitas tinggi dan lama sempet mengguyur wilayah tersebut.Berdsarkan laporan BPBD Kabupaten Bandung, sejumlah bangunan terdampak longsor antara lain Kantor Desa Nagreg Kendan, 1 musala, 6 rumah warga. Disampaikan, 88 Kepala Keluarga atau 195 jiwa mengungsi akibat bencana tersebut, 3 orang menjadi korban luka.“Daerah bencana berada di Kaki Gunung Batu atau Bukit Sangianganjung. Bukit terjal dengan kelerengan mencapai 20° – 70°,” jelas Kepala Bandan Geologi, Muhammad Wafid, Kamis, 22 Mei 2025.Menurut hasil kajian, sambung Wafid, ada sejulah faktor bencana seperti perubahan tata guna lahan, pemotongan kaki lereng tanpa perkuatan sehingga mengurangi gaya penahan longsor. Di samping itu, faktor lainnya adalah kemiringan lereng tebing yang terjal, curah hujan.“Pada kaki lereng kaki bukit tersebut dipotong untuk lapangan bola dan pemukiman. Lapangan bola berada tepat dibawah tebing/ kaki bukit yang dipotongdan permukiman terjauh berjarak 100 m. Beda tinggi mahkota longsor dengan pemukiman berkisar 20 – 75 m. Lokasi gerakan tanah atau tanah longsor berada pada ketinggian 900 mdpl,” jelasnya.Berdasarkan Peta Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk (Alzwar dkk, 1992), batuan penyusun di daerah bencana termasuk dalam Batuan Gunung Sangianganjung yang tersusun oleh perselingan breksi tuff, breksi lahar, dan lava basalt – andesit. Berdasarkan pengamatan lapangan bagian yang longsor merupakan tanah pelapukan insitu yang tebal dan gembur. Pada batas kontak antara tanah dan batuan dengan kandungan tuff yang tinggi. Batuan yang tersingkap merupakan produk vulkanik tua berupa tuff lapuk.Berdasarkan Peta Prakiraan Gerakan Tanah Kabupaten Bandung bulan Mei 2025 (PVMBG, Badan Geologi) (Gambar 3), daerah bencana terletak pada Prakiraan gerakan tanah Menengah – Tinggi.“Artinya daerah tersebut mempunyai potensi menengah – tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali,” disampaikan Wafid. Longsor menerjang Desa Nagreg Kendan, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Minggu malam, 18 Mei 2025. Berdasarkan data ementara, sebanyak 351 jwa atau 95 Kepala Keluarga (KK) terdampak bencana tersebut. “Termasuk di antaranya ada 20 balita, 5 bayi, 23 lansia dan 5 ibu hamil yang terdampak longsor ini. Penanganan terhadap kelompok rentan ini menjadi prioritas kami,” kata Ketua TP PKK, Emma Dety.Kabupaten Bandung, Emma Dety Permanawati dalam keterangan tertulis, dikutip pada Kamis, 22 Mei 2025. Ema memastikan, kelompok rentan tersebut akan menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung.Dia mengeklaim ibu hamil, lansia, dan anak-anak akan mendapatkan pelayanan dan penanganan agar tetap sehat. “Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait agar bantuan cepat tersalurkan dan proses pemulihan berjalan optimal,” ucap Emma.Dia pun mengajak masyarakat untuk saling membantu dan menguatkan dalam masa pemulihan pascabencana. Termasuk, memberikan pembinaan kepada kader pKK guna melakukan pendampingan terhadap korban.”Kader PKK juga bisa melakukan trauma healing kepada anak-anak terdampak,” tutur dia.
Badan Geologi Kaji Bencana di Nagreg, Apa Faktor Longsor?

Tag:Breaking News