Home / MONEY / Danantara Bantu Pendanaan Proyek Baterai EV yang Dikembangkan CATL

Danantara Bantu Pendanaan Proyek Baterai EV yang Dikembangkan CATL

JAKARTA, KOMPAS.com — CEO Badan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan P. Roeslani menyatakan lembaganya akan membantu pendanaan proyek baterai listrik yang digarap CATL di Indonesia.

Ia memastikan proyek tersebut kembali berjalan setelah sempat terhenti karena masalah pendanaan.

“Tentunya dengan yang CATL adalah proyek ini juga berjalan lagi, dan kita lihat komitmennya juga sudah meeting juga bersama-sama dengan CATL itu sangat baik,” kata Rosan dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/5/2025).

“Memang kalau dulu mungkin ada kendala pendanaan, tapi sejak ada Danantara ini, pendanaan itu kita yang membantu. Karena kita melihat pekerjaan ini proyek ini memang sangat-sangat baik,” ujarnya.

Baca juga: IBC dan CATL Bentuk Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai

Rosan menilai proyek baterai listrik milik CATL memberi dampak positif, baik dari sisi keuntungan maupun penyerapan tenaga kerja.

Ia menyebut manfaat ekonomi juga cukup besar.

“Terutama di dalam bidang hilirisasi yang memang terutama di bidang nikel yang merupakan keunggulan dan competitiveness kita itu berada di bidang tersebut,” ucapnya.

“Jadi dengan ini the whole ecosystem dari mining sampai ke baterainya ini akan terjadi di dalam satu, kita bilangnya green package atau satu ekosistem dari baik yang akan berjalan dengan Huayou maupun dengan CATL,” lanjutnya.

CATL dikenal sebagai produsen baterai terbesar di dunia asal China.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, sebelumnya menyampaikan CATL akan mulai memproduksi baterai kendaraan listrik di Indonesia paling lambat Maret 2026.

“Mereka (CATL) mengharapkan itu paling lambat Maret 2026 sudah berproduksi di Indonesia,” ujar Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (16/5/2025), seperti dilansir Antara.

Pernyataan itu merujuk pada pertemuan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Keduanya membahas kelanjutan investasi ekosistem baterai kendaraan listrik yang dikerjakan bersama Indonesia Battery Corporation (IBC).

Baca juga: Pabrik Baterai EV asal China Beroperasi di RI 2026, Produksi 15 GWh

Yuliot memastikan investasi CATL tetap berjalan. Target kapasitas produksi tetap 15 gigawatt hour (GWh).

Produksi tahap pertama akan dimulai pada 2026 dengan kapasitas 7,5 GWh. “Ini tahap pertama sudah mendapatkan persetujuan (dari Pemerintah China) 7,5 GWh,” kata Yuliot.

Sisa 7,5 GWh akan dibiayai melalui penawaran saham perdana atau IPO. Total kapasitas tetap 15 GWh, sesuai rencana.

CATL juga sudah memiliki calon pembeli dari Eropa dan Amerika Serikat.

Namun, Yuliot belum bisa mengungkap nama vendornya. “Jadi, sesuai dengan perencanaan awal, kapasitas produksinya tetap 15 GWh,” ucap Yuliot.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *