Home / Health Info / 8 Gejala COVID-19 Varian Baru, Ringan tapi Tetap Harus Waspada  

8 Gejala COVID-19 Varian Baru, Ringan tapi Tetap Harus Waspada  

Jakarta – Gejala COVID-19 dari varian terbaru yang menyebabkan peningkatan kasus di beberapa negara Asia cenderung ringan.Menurut dokter spesialis paru dan pernapasan RS EMC Cikarang & Cibitung, Maria Dewi Caetline,  gejalanya mirip flu biasa. Namun tetap harus diwaspadai, umumnya gejala-gejala tersebut meliputi: “Orang dengan penyakit penyerta (komorbid) seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan pernapasan tetap berisiko mengalami gejala yang lebih berat,” kata Maria mengutip laman EMC, Rabu (11/6/2025).Maria menambahkan, setelah lebih dari dua tahun berada dalam situasi darurat kesehatan global, dunia mulai bernapas lega ketika kasus menurun, vaksinasi meningkat, dan aktivitas perlahan kembali normal. Namun, pada pertengahan 2024 dan awal 2025, laporan mengenai lonjakan kasus COVID-19 kembali muncul di berbagai negara, termasuk Indonesia.“Munculnya varian baru yang lebih mudah menular, serta menurunnya imunitas masyarakat yang sudah divaksinasi sejak lama, menjadi penyebab utama,” kata Maria.“Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran baru di tengah masyarakat. Namun, penting untuk diingat, meskipun COVID-19 datang lag, kita kini jauh lebih siap. Kita telah memiliki lebih banyak pengetahuan, teknologi, dan pengalaman dibandingkan awal pandemi dulu,” tambahnya. Munculnya kembali kasus COVID-19 bukanlah hal yang mengejutkan, sambung Maria. Dia pun menerangkan beberapa faktor yang memicu peningkatan kembali kasusnya:Mutasi VirusVirus corona, seperti virus lainnya, memiliki kemampuan bermutasi. Varian baru seperti Omicron XBB atau BA.2.86 yang muncul akhir-akhir ini memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi.Walaupun gejalanya cenderung lebih ringan. Namun, penyebaran yang cepat tetap bisa menimbulkan lonjakan kasus dan tekanan pada sistem kesehatan.Menurunnya KekebalanKekebalan tubuh dari vaksin atau infeksi alami bisa menurun setelah beberapa bulan. Tanpa booster vaksin, perlindungan terhadap infeksi bisa melemah, membuat seseorang lebih rentan tertular kembali.Relaksasi Protokol KesehatanDengan menurunnya kasus dalam dua tahun terakhir, banyak orang mulai lengah dan meninggalkan kebiasaan memakai masker, mencuci tangan, atau menjaga jarak. Hal ini membuka peluang penularan kembali.Meski COVID-19 masih menjadi ancaman, kita sudah dalam posisi yang jauh lebih baik, ujar Maria, alasannya antara lain:Tingkat Kematian Lebih RendahBerkat vaksin dan pengobatan yang lebih baik, angka kematian akibat COVID-19 saat ini jauh lebih rendah dibandingkan saat awal pandemi.Akses Vaksin BoosterVaksinasi tidak hanya tersedia secara luas, tetapi juga terus diperbarui untuk mengatasi varian baru. Vaksin booster membantu memperkuat imunitas.Fasilitas Kesehatan Lebih SiapRumah sakit, tenaga kesehatan, dan laboratorium kini lebih berpengalaman dalam menangani kasus COVID-19. Deteksi dan penanganan lebih cepat dan efektif.Kesadaran Masyarakat MeningkatSebagian besar masyarakat sudah mengetahui bagaimana cara menjaga diri, seperti penggunaan masker dan etika batuk.“Walau kita tak perlu panik, kewaspadaan tetap harus dijaga. Lakukan vaksinasi booster, pakai masker di tempat ramai, cuci tangan rutin, jaga jarak, tingkatkan imunitas tubuh, terapkan etika batuk dan bersin, pantau kesehatan secara mandiri, ventilasi yang baik,” pungkasnya.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *