Home / Bursa / 6 Fakta IPO Diastika Biotekindo (CHEK): Afiliasi LABS Tawarkan Rp 120 per Saham

6 Fakta IPO Diastika Biotekindo (CHEK): Afiliasi LABS Tawarkan Rp 120 per Saham

Perusahaan distributor alat kesehatan, PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) akan menggelar penawaran umum perdana saham melalui initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan dijadwalkan melantai di BEI pada 10 Juli 2025 mendatang. Adapun penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini yakni PT Lotus Andalan Sekuritas.Dalam IPO, Diastika Biotekindo menetapkan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya 815 juta saham baru atau setara dengan 20,04% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp 20. Melalui aksi korporasi ini, perseroan berpotensi meraup dana segar hingga sekitar Rp 114,1 miliar. Calon emiten yang akan melantai di BEI ini memiliki afiliasi dengan emiten yang telah tercatat di BEI, PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) dengan memiliki pengendali yang sama. Berdasarkan komposisi pemegang sahamnya, PT Optel Investama Mulia sebagai pengendali dengan menguasai 2,85 miliar atau 72,39% saham LABS. Sedangkan dalam struktur pemegang saham CHEK, PT Optel Investama Mulia sebagai pemegang mayoritas sebesar 76,54% atau 2,48 miliar saham. Kedua perusahaan sama-sama menggunakan Lotus Sekuritas sebagai penjamin dan pelaksana efek IPO. Adapun Diastika Biotekindo merupakan perusahaan yang berdiri sejak 1989 dan berkomitmen menghadirkan solusi produk alat kesehatan serta alat laboratorium berkualitas tinggi. Dalam perjalanannya, perusahaan berhasil membangun kemitraan strategis dengan sejumlah prinsipal alat kesehatan ternama dunia, seperti Bio-Rad pada 1990 dan Thermo pada 2004.Langkah ini mendukung perluasan distribusi produk-produk alat kesehatan dan laboratorium di pasar Indonesia. Lalu seperti apa rencana IPO yang tengah disiapkan perusahaan? Berikut faktanya:Berdasarkan prospektus yang diterbitkan, Diastika Biotekindo berencana melepas sebanyak-banyaknya 815 juta saham baru dalam penawaran umum perdana saham (IPO). Jumlah tersebut setara dengan 20,04% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan nilai nominal Rp 20 per saham.Harga penawaran saham ditetapkan dalam kisaran Rp 120–Rp 140 per saham. Dengan rentang harga tersebut, perusahaan menargetkan dana yang dihimpun dari aksi korporasi ini berkisar antara Rp 97,8 miliar hingga Rp 114,1 miliar. Perusahaan berencana mengalokasikan seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham (IPO), setelah dikurangi biaya emisi, untuk kebutuhan modal kerja. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung operasional perusahaan, termasuk pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, sewa, dan pengeluaran lainnya.Penggunaan dana ini sejalan dengan rencana perseroan untuk berpartisipasi dalam proyek pengadaan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan, yaitu program SIHREN (Strengthening Indonesia’s Healthcare Referral Network), SOPHI (Strengthening of Primary Healthcare in Indonesia), dan InPLUS (Indonesia – Public Laboratory System Strengthening) dengan estimasi nilai proyek mencapai Rp 100 miliar.Pembelian barang dari pemasok untuk proyek tersebut mengharuskan pembayaran di muka, perseroan menilai hasil IPO dapat menjadi solusi pendanaan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pembelian persediaan. Hingga pertengahan Juni 2025, proses tender masih berada dalam tahap evaluasi teknis dan administratif, sementara CHEK telah menyerahkan seluruh dokumen persyaratan yang dibutuhkan, termasuk dokumen teknis, administratif, dan bukti pendukung kualifikasi.“Perseroan saat ini masih berada dalam posisi yang dipertimbangkan dan dinyatakan memenuhi syarat administrasi awal (eligible), namun belum memasuki tahap negosiasi harga ataupun penetapan pemenang,” demikian tertulis dalam prospektus, Jumat (20/6).  Sebelum IPO, seluruh saham Diastika Biotekindo dimiliki oleh empat pemegang saham utama, dengan PT Optel Investama Mulia sebagai pemegang mayoritas sebesar 76,54%, diikuti Dra. TH M Nelly Susanti 20%, Healthy Alliance Limited 2,88%, dan Active Rich Investment Limited 0,58%. Jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 3,25 miliar saham.Setelah IPO, PT Optel Investama Mulia tetap menjadi pemegang saham terbesar namun turun menjadi 61,20%. Kepemilikan Dra. TH M Nelly Susanti menyusut menjadi 16%, Healthy Alliance Limited menjadi 2,30%, dan Active Rich Investment Limited menjadi 0,46%. Sementara itu, masyarakat kini memegang 20,04% saham atau setara dengan 815 juta saham. Total saham yang ditempatkan dan disetor penuh meningkat menjadi 4,06 miliar saham.PT Diastika Biotekindo Tbk mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2024. Laba tahun berjalan tercatat sebesar Rp 15,17 miliar. Torehan itu naik 11,56% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp13,59 miliar. Kenaikan laba ini didorong oleh peningkatan laba sebelum pajak.Dari sisi pendapatan, perseroan membukukan total sebesar Rp 154,79 miliar hingga akhir Desember 2024, tumbuh 19,90% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan ini terutama berasal dari kenaikan penjualan alat dan reagen kesehatan di segmen Diagnostik dan Life Science yang naik Rp 25,69 miliar atau 16,60% secara tahunan.Terkait kebijakan bagi dividen, perusahaan berencana membagikan dividen kas sebanyak-banyaknya 20% dari laba bersih tahun buku 2026, dengan pembayaran pertama direncanakan pada tahun 2027. Kebijakan ini merupakan pernyataan maksud awal dan tidak bersifat mengikat secara hukum, karena tetap harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Meski demikian, Direksi memiliki kewenangan untuk menyesuaikan atau bahkan meniadakan pembagian dividen, tergantung pada sejumlah faktor. Di antaranya adalah kondisi laba ditahan, kinerja keuangan, likuiditas, kebutuhan modal kerja dan belanja modal, prospek bisnis, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *