BANDA ACEH, Sengketa empat pulau di wilayah perbatasan Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut), kini telah usai.
Keempat pulau, yakni Pulau Panjang, Pulau Lipan, Mangkir Ketek, dan Mangkir Besar, telah diputuskan kembali menjadi wilayah administrasi Provinsi Aceh.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sudirman, atau disapa Haji Uma, yang sejak awal turut menyuarakan polemik ini, mengaku bersyukur atas langkah dan keputusan Presiden Prabowo Subianto.
“Berakhir sudah polemik panjang yang selama ini terjadi,” kata Haji Uma saat dihubungi kompas.com, Kamis (19/6/2025).
Baca juga: 4 Pulau Kembali ke Aceh, Muzakir Manaf: Kita Kelola Semua, Migas hingga Biawak
Haji berharap Pemerintah Aceh dapat segera mengambil langkah cepat untuk mengelola pulau-pulau tersebut secara maksimal.
“Pemerintah Aceh harus hadir, membangun, dan menunjukkan bahwa pulau-pulau ini tidak dibiarkan kosong,” ucap Haji Uma yang telah turun langsung melihat pulau-pulau tersebut.
Menurut Haji Uma, harus ada kegiatan nyata, pembangunan, atau pengelolaan yang benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat.
Misalnya, menjadikan lokasi itu sebagai tempat pendaratan ikan yang dilengkapi dengan sejumlah fasilitas seperti listrik dan jaringan internet.
“Atau buka juga vila-vila sekaligus sebagai tempat wisata untuk tambahan PAD,” usulnya.
Baca juga: Disambut bak Pahlawan Usai 4 Pulau Kembali ke Aceh, Muzakir Manaf: Damai Kita Semua
Lebih lanjut, Haji Uma mengingatkan agar ke depan tidak ada lagi keputusan-keputusan yang bertentangan dengan sejarah dan budaya masyarakat.
“Kebijakan yang menyangkut batas wilayah dan identitas lokal harus mempertimbangkan aspek sosial dan historis, bukan semata-mata aspek hukum dan administratif,” tuturnya.
Dalam proses perjuangan pengembalian empat pulau ini, Haji Uma memberikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat Aceh—tokoh adat, mahasiswa, aktivis, hingga warga akar rumput yang bersatu mempertahankan hak wilayahnya.
“Kekompakan dan semangat masyarakat Aceh dalam mempertahankan haknya sangat luar biasa. Ini menjadi energi positif yang harus terus dijaga demi masa depan Aceh dan Indonesia,” tuturnya.