Blora – Dua orang oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mendadak viral lantaran diduga melakukan pemerasan uang puluhan juta terhadap pengecer pupuk bersubsidi. Sebelumnya ramai dikabarkan kedua oknum tersebut berprofesi sebagai wartawan.Kepala Desa Botoreco, Sujono membenarkan adanya kabar yang tengah viral hingga jadi sorotan ini. Korbannya bernama Mulyadi, seorang pemilik Kios Pupuk Lengkap (KPL) di Desa Botoreco.”Nggih sesuai berita itu,” kata Sujono saat dihubungi melalui selularnya, Minggu (15/6/2025).Diketahui, Mulyadi mendapati ancaman akan dilaporkan oleh oknum berinisial B dan W kepada aparat kepolisian lantaran dituding menjual pupuk bersubsidi di atas Harga Ecer Tertinggi (HET).Modusnya korban ditakut-takuti dan diperas uang puluhan juta agar tidak dibawa ke ranah hukum. Awalnya, korban dimintai uang damai sebesar Rp80 juta, dan selanjutnya muncul negosiasi kesepakatan hanya dimintai uang Rp25 juta.Diakui Kades Sujono, kasus pemerasan yang terjadi pada bulan Mei 2025 lalu, dan munculnya persoalan pupuk bersubsidi ini sudah terendus aparat kepolisian yang bertugas di Polsek Kunduran.”Saya ya ditelepon Pak Kanit Reskrim Polsek Kunduran. Seorang Kades ditelepon Pak Kanit ya tetap siap, terus saya merapat ke sana,” ungkapnya yang waktu di Polsek Kunduran, disebutnya ada oknum LSM yang memeras Mulyadi.Kehadiran Kepala Desa Botoreco ke kantor polisi setempat, tidak lain dan tidak bukan, yaitu Sujono selaku pihak pimpinan pemerintah desa dimintai untuk menjembatani persoalan pupuk bersubsidi.”Saya disuruh jembatani, intinya diminta untuk menghubungi gapoktan (gabungan kelompok tani), klarifikasi sama pengecer ketemulah di situ,” ujarnya.”Tentang MoU-nya (kesepakatan antara oknum LSM dan Mulyadi) bagaimana saya nggak tahu. Yang saya tahu itu nominalnya ya segitu itu,” katanya lagi.Mulyadi yang jadi korban pemerasan adalah adik sepupu dari Kades Sujono sendiri. Menurut Kades Sujono, di Desa Botoreco tidak ada masalah apapun kaitan pupuk bersubsidi untuk para petani.”Tidak ada masalah, pupuk (Phonska) di sini rata-rata jualnya Rp145 ribu-an. Itu diantar sampai rumah lho,” terangnya. Mengenai kasus yang terjadi ini, Kades Sujono mengaku bahwa pihaknya maupun Mulyadi selaku korban pemerasan tidak melaporkan secara resmi kepada aparat kepolisian.”Adik saya nggak mau (laporan resmi ke kepolisian). Katanya seng wes yo ben dan ini saya dapat kabar katanya uang yang sempat diminta akan dikembalikan, entah siapa yang akan mengembalikan saya belum tahu secara jelas,” katanya.Sementara itu, salah satu diduga adalah oknum yang dimaksud tersebut setelah mengetahui adanya kabar pemerasan terhadap pengecer pupuk bersubsidi akhirnya viral di media sosial, sempat meminta awak media ini untuk tidak ikut menyebarluaskan informasi yang muncul.”Ono seng salah berita, tulung ojo dishare ya,” ujarnya setelah mendapati kabar yang telah beredar luas.Setelah permintaan sempat disampaikan, pesan WhatsApp yang sempat dikirimkan tiba-tiba ditarik alias dihapus kembali.Diperoleh informasi bahwa adanya kasus viral ini, pihak media yang mengabarkan kejadian ini sebelumnya juga sempat dilobi oleh oknum tersebut.
2 Oknum LSM Diduga Peras Pengecer Pupuk Subsidi di Blora hingga Puluhan Juta

Tag:Breaking News