Home / Health Info / 10 Gejala Mabuk Udara dan 3 Fase Penanganannya

10 Gejala Mabuk Udara dan 3 Fase Penanganannya

Jakarta – Gejala mabuk udara atau airsickness bisa sangat bervariasi dari satu anak ke anak lainnya. Ada yang hanya merasa sedikit mual, ada pula yang sampai muntah berulang kali sepanjang perjalanan.Dokter spesialis kedokteran penerbangan RS EMC Cibitung, Andyka Banyu Sutrisno, menjelaskan, tingkat keparahan gejala ini dipengaruhi oleh banyak hal. Seperti jenis dan durasi gerakan (misalnya turbulensi), kondisi fisik anak saat itu, serta seberapa baik tubuhnya bisa beradaptasi.Beberapa tanda dan gejala yang umum dialami saat mabuk udara dan dapat menjadi perhatian orang tua meliputi:“Untuk kondisi mabuk udara, pencegahan dan penatalaksanaan yang dapat dilakukan terbagi menjadi tiga fase. Yaitu fase sebelum, saat, dan setelah penerbangan,” kata Andyka mengutip laman EMC, Rabu (18/6/2025).Fase Sebelum Penerbangan (Pencegahan)Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan terkait pencegahan dan tatalaksana mabuk udara pada fase sebelum penerbangan:Pada fase penerbangan, maka hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi mabuk udara adalah: Fase setelah penerbangan atau fase rehabilitasi penting diperhatikan terutama jika gejala yang dialami anak tidak membaik dalam 24 jam setelah mendarat.Waspadai pula jika anak terlihat tidak mau makan atau minum, tampak sangat lemas, atau menunjukkan tanda-tanda komplikasi seperti sindroma sopite.Sindroma ini ditandai dengan sikap apatis, kantuk berlebihan, sulit berkonsentrasi, sering melamun, mudah marah, hingga mengalami gangguan tidur.“Jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, jangan menunda, segera konsultasikan ke dokter spesialis kedokteran penerbangan untuk evaluasi dan penanganan yang tepat,” saran Andyka. Mabuk udara, atau yang dikenal juga sebagai airsickness,adalah salah satu bentuk dari mabuk perjalanan (motion sickness) yang cukup sering terjadi, terutama saat bepergian dengan pesawat.Kondisi ini muncul akibat respons tubuh yang “kebingungan” menghadapi gerakan yang tidak biasa, yang menyebabkan otak menerima sinyal yang bertentangan dari mata, telinga bagian dalam, dan tubuh, sehingga memicu reaksi seperti mual, pusing, hingga muntah.Meskipun bukan kondisi berbahaya, mabuk udara bisa sangat mengganggu kenyamanan penumpang, khususnya anak-anak, dan bisa membuat perjalanan terasa jauh lebih melelahkan dari seharusnya.Selain menangani pada fase setelah penerbangan, berkonsultasi dengan spesialis kedokteran penerbangan juga disarankan sebelum melakukan penerbangan. Terutama apabila anak memiliki riwayat mabuk udara dengan gejala yang hebat. Atau sudah melakukan tips di atas tapi tidak ada perubahan, maupun pada anak-anak yang memiliki riwayat kondisi medis tertentu.“Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah pencegahan serta penanganan yang tepat, mabuk udara pada anak bukan lagi hal yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Liburan keluarga tetap bisa dinikmati tanpa gangguan berarti, asalkan orangtua sigap dan cermat dalam mengenali gejala serta memberikan penanganan yang sesuai,” pungkas Andyka.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *